Mojokerto (ANTARA News) - Warga Dusun Tegal Sari, Desa Puri, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, menemukan tumpukan batu bata merah yang diduga candi di areal persawahan setempat.

Suprapto, pemilik sawah, Minggu mengatakan, tumpukan batu itu diduga sebagai candi karena besar batu bata yang melebihi batu bata normal saat ini.

"Tumpukan batu ini bentuknya menyerupai dasar candi dan hal ini juga didukung dengan setiap kali saya mau menanam padi selalu menemukan jenis batu bata seperti ini," katanya.

Ia mengaku sudah melaporkan hal ini kepada aparat desa dan polisi setempat supaya areal penemuan tidak rusak.

"Kami juga telah melaporkan kepada pihak Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Timur di Kecamatan Trowulan untuk menindaklanjuti penemuan ini," katanya.

Disaksikan aparat desa dan juga polisi setempat akhirnya pemilik sawah menggali dengan cangkul.

"Saya hanya ingin membuktikan jika di sini memang ada candi yang terpendam dan dengan disaksikan pihak terkait, saya berani melakukan penggalian di lokasi ini," katanya.

Polres Mojokerto langsung memasang garis polisi di lokasi tumpukan batu bata merah yang diduga candi itu.

"Pemasangan garis polisi ini bertujuan supaya para penggali bisa fokus melakukan aktivitasnya tanpa harus merasa diganggu oleh warga yang melihat," kata Kapolsek Puri, AKP I Komang Wirta

Namun, meski sudah dipasang garis polisi, warga sekitar antusias memenuhi lokasi, bahkan menerobos garis polisi yang telah dipasang sebelumnya.

Saat ini petugas juga masih bersiaga di lokasi penggalian untuk meneliti lebih lanjut tumpukan batu bata ini.

"Saat ini kami masih menyiagakan anggota untuk melakukan penjagaan di sekitar lokasi supaya warga tidak mendekat di lokasi penggalian," katanya.

Menanggapi temuan itu, Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Trowulan, Jawa Timur, Aris Sofyan, mengaku belum menerima laporan penemuan tersebut.

"Rencananya kami akan mengirimkan orang untuk melakukan pemantauan dan juga penelitian termasuk di dalamnya melakukan pendokumentasian di lokasi tersebut," katanya.(*)

E011/A041/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011