Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menetapkan energi panas bumi sebagi sumber pembangkit listrik utama yang ramah lingkungan pada masa depan.

"Kami tidak hanya setuju tetapi sudah melakukan berbagai hal untuk mewujudkan gagasan tersebut. Kami sudah lama memasukkan energi panas bumi dalam matriks energi Indonesia. Sudah ada peningkatan besar dalam penggunaan sumber energi terbarukan," kata Staf Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim Agus Purnomo di Jakarta, Senin.

Agus mengatakan, pemanfaatan energi panas bumi telah masuk dalam rencana penambahan energi listrik nasional tahap dua yaitu 6.500 megawatt dari total 10.000 megawatt yang direncanakan.

Meski telah ditetapkan sebagai bagian dari pengembangan energi nasional, terdapat banyak hambatan untuk mengembangkan panas bumi sebagai energi listrik antara lain soal peraturan dan insentif.

"Beberapa peraturan perlu disederhanakan dan perlu beberapa insentif untuk mengembangkan sistem asuransi untuk pengeboran tahap satu sehingga risiko investasi bisa diperkecil," katanya.

Diharapkan percepatan produksi listrik dari energi panas bumi bisa lebih cepat karena Indonesia mempunyai potensi panas bumi yang besar.

Agus menjelaskan sudah banyak perusahaan yang tertarik untuk berinvestasi dan menjadi operator pemanfaatan panas bumi.

"Ada 5.000 perusahan yang telah berkomitmen, tetapi baru bisa menjadi investasi kalau sudah melakukan nota kesepahaman," jelasnya.

Selain itu banyak komunitas dan perusahaan yang ingin mengembangkan pembangkit listrik energi panas bumi dalam skala mikro, di mana produksi listriknya bisa digunakan untuk satu kecamatan.

Dia menambahkan pembangunan energi panas bumi membutuhkan waktu 5-8 tahun. "Sehingga energi panas bumi memainkan peran penting setelah 2020," katanya.

Sebelumnya Penerima Nobel Perdamaian 2007 Al Gore memprediksi Indonesia bisa menjadi negara "super power" penggunaan energi panas bumi (geothermal) sebagai sumber tenaga listrik.

"Indonesia bisa menjadi negara super power untuk energi listrik dari panas bumi dan hal itu bisa menjadi kelebihan untuk ekonomi Indonesia," kata Al Gore dalam pidato pembukaan "The Climate Project Asia Pacific Summit" di Balai Sidang Senayan Jakarta, Minggu (9/1).

Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat itu melihat Indonesia merupakan negara ketiga terbesar yang memproduksi listrik dari tenaga panas bumi, sedangkan Filipina sebagai negara terbesar kedua di dunia produsen listrik panas bumi.

"Para ilmuwan dan para ahli terkenal secara luas mengatakan bahwa produksi listrik dari panas bumi dapat mempresentasikan luasnya sumber tenaga listrik yang bebas karbon di dunia saat ini," katanya.

Penerima penghargaan Oscar melalui film dokumenter "An Inconvenient Truth" ini mengatakan, solusi perubahan iklim melibatkan berbagai langkah yang bisa diambil untuk menghemat uang sekaligus mengurangi emisi karbondioksida.(*)

N006/N002

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011