Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyambut baik kenaikan peringkat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional Moody`s, menjadi Ba1 atau setara dengan BB+ dari sebelumnya Ba2, yang menempatkan Indonesia pada posisi satu lapis sebelum level investment grade.

"Itu kan satu notch di bawah investment grade, itu kita sambut baik ya," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Senin.

Menurut dia, dengan mempunyai rating yang lebih baik, pemerintah mengharapkan dapat mengelola utang menjadi lebih efisien, misal dengan adanya pengenaan tingkat bunga yang lebih baik dari sebelumnya.

"Dampak ke utang tentu yang kita rasakan, kita tentu dapat mengelola utang lebih efisien, contohnya tingkat bunga yang akan dikenakan pada kita harusnya bisa lebih baik dari sebelumnya," ujarnya.

Selain itu, pemerintah akan meningkatkan kinerja agar rating tersebut dapat segera mencapai investment grade dengan mengelola lebih baik anggaran belanja negara, menjaga laju inflasi dan mengelola arus modal dengan baik.

"Kita tetap harus memperhatikan hal-hal yang memang kita niat untuk diperbaiki dan ditingkatkan khususnya dalam mengelola anggaran kita supaya lebih baik. Mengelola ekonomi kita untuk inflasi tetap terjaga, dan meyakini bahwa capital inflow yang besar itu bisa kita kelola dengan baik," ujar Menkeu.

Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Rahmat Waluyanto mengatakan kenaikan peringkat utang Indonesia ini dapat memberikan kepercayaan kepada investor asing untuk bertahan di Indonesia.

"Ini sangat spesial bagi Indonesia, karena diberikan kepada suatu negara di tengah situasi masa sulit. Ini akan menambah kepercayaan investor khususnya asing untuk bertahan di Indonesia," ujarnya.

Moodys Investor Service menaikkan peringkat Indonesia dan surat utang yang diterbitkannya menjadi Ba1 atau setara dengan BB+ dari sebelumnya Ba2 dengan melihat ketahanan ekonomi Indonesia disertai dengan keseimbangan ekonomi makro yang berkelanjutan.

Posisi rating baru ini menempatkan Indonesia pada posisi satu notch lagi sebelum memasuki kategori Investment Grade.

"Kami menaikkan peringkat kredit karena momentum perekonomian yang diharapkan akan didukung permintaan dalam negeri yang stabil, dengan kecepatan yang wajar dan urutan reformasi kebijakan dan struktural, dan meningkatnya investasi langsung asing. Selain itu, posisi utang negara dan kecukupan cadangan devisa bank sentral berada dalam jalur yang benar," kata Vice President-Senior Analyst Sovereign Risk Group Moody`s Aninda S Mitra. (*)

S034/D012

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011