Semakin tinggi peradangan, dampak long COVID lebih banyak

Periksa setelah sembuh COVID-19

Seseorang dinyatakan sembuh dari COVID-19 bila tidak bergejala dan melewati masa isolasi mandiri minimal selama 10 hari dan 3 hari tanpa gejala. Antibodi terhadap COVID-19 biasanya terbentuk pada 5-10 hari setelah terinfeksi. Jadi, risiko penularan pasien yang sudah menjalani isolasi mandiri selama 10 hari atau lebih akan sangat kecil. Namun kondisi fisik setiap orang berbeda, jadi kesembuhan ditentukan berdasarkan penilaian dokter yang menangani.

Dia menganjurkan pasien yang sudah selesai isolasi mandiri atau perawatan untuk memeriksakan diri lagi setelah sebulan sejak dinyatakan sembuh.

Baca juga: Studi: Long COVID pengaruhi 1 dari 7 anak 15 minggu setelah positif

Pemeriksaan pasca-COVID-19 yang direkomendasikan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) meliputi pemeriksaan laboratorium yang mendalam juga pemeriksaan kualitas hidup, kondisi saraf, psikiatri, respiratori, kapasitas olah jasmani dan risiko jatuh serta status keseimbangan khusus untuk pasien lansia.

Langkah awal yang bisa dilakukan adalah pemeriksaan mandiri dengan mengecek kondisi lewat kuesioner kesehatan, segera periksakan diri ke dokter atau rumah sakit bila hasilnya mengindikasikan gejala pasca COVID-19.

Cara lainnya adalah melakukan tes jalan enam menit. Idealnya, cari satu ruangan sepanjang 30 meter dan berjalan mondar-mandir selama enam menit. Kemudian ukur berapa jarak yang ditempuh selama enam menit. Bandingkan dengan jarak ideal yang seharusnya bisa ditempuh oleh pasien sehat berdasarkan usia, jenis kelamin, tinggi dan berat badan. Jika tidak mampu mencapai batas normal, ada kemungkinan terjadi gangguan di dalam tubuh.

Bila orang yang mengalami gejala pasca-COVID-19 adalah orang terdekat, penting untuk memberikan dukungan sosial agar kondisinya cepat pulih. Cara sederhana yang bisa dilakukan adalah menanyakan kabar teman yang sudah lama tidak "terlihat" setelah terinfeksi COVID-19.

Baca juga: Reisa: Pasien COVID-19 berpotensi terkena Post COVID Syndrome

"Identifikasi ada enggak depresi? Setidaknya kita bisa say hello ke teman yang baru terkena COVID-19 yang sudah lama tidak muncul," katanya, menambahkan dukungan sosial penting untuk pasien pasca-COVID-19.

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memulihkan kesehatan pasca-COVID-19 adalah mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga ringan, menjaga kualitas tidur, latihan pernapasan dan tidak merokok atau menghindari asap rokok. Terapi menyenangkan seperti karaoke juga bisa jadi cara melatih paru-paru agar kembali normal sekaligus menurunkan tingkat stres.

Chief medical officer WebMD, Dr. John Whyte, mengatakan, tergantung dari gejala yang dialami, seseorang bisa mendapatkan perawatan dari spesialis yang bervariasi karena gejala yang dialami setiap orang belum tentu sama.

John mengatakan, ciri pertama mengetahui seseorang merasakan long COVID adalah tubuh terasa tidak normal seperti dulu. Ada yang merasa kelelahan, nyeri perut, diare, jantung berdebar, sulit berkonsentrasi dan mengingat sesuatu. Namun ia menegaskan bahwa orang yang terkena long COVID tidaklah menular. Dia menekankan pola makan sehat, aktivitas fisik dan istirahat yang cukup bisa mengobati sebagian gejala.

"Tetapi strategi terbaik untuk menghadapi long COVID adalah pencegahan," katanya.

Lindungi diri dan orang-orang terdekat dari COVID-19 dengan cara mendapat vaksinasi. Turunnya jumlah kasus berkat pembatasan kegiatan di berbagai tempat tidak boleh melonggarkan disiplin dalam menjaga protokol kesehatan untuk menghindari ancaman gelombang ketiga di Indonesia.

Baca juga: Tips jaga kesehatan agar tak terjadi "long COVID-19"

Baca juga: Waspada potensi "brain fog" pasca infeksi COVID-19

Baca juga: Lupa hingga lemot bisa terjadi setelah sembuh dari COVID-19

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021