"Turnamen Barongsai secara internasional dipertandingkan setiap dua tahun sekali," ujar Arifin.
Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Daera Persatuan Olahraga Barongsai Indonesia (Persobarin) Jakarta, menggelar turnamen terbuka Barongsai dan liong (tarian naga) menyambut perayaan tahun baru China (Imlek) 2011.

Turnamen terbuka Barongsai dan Naga itu digelar di Central Park sejak Sabtu (22/1) hingga Minggu. "Kemarin sudah ditetapkan juara untuk pertandingan Barongsai lantai, dan sekarang kita pertandingkan nomor Barongsai tonggak," kata salah satu pengurus Pengda Persobarin Jakarta, Arifin.

Dalam turnamen itu diturunkan tujuh juri untuk menilai gerakan, kekompakan, kostum, dan ketangkasan dari masing-masing tim yang tampil.

"Turnamen terbuka ini, selain diikuti tim dari Jabodetabek, juga diikuti tim dari Surabaya, Jawa Timur dan Tarakan, Kalimantan Timur," kata Arifin.

Tujuan turnamen tersebut, memperkenalkan Barongsai sebagai salah satu kesenian Tionghoa yang kini menjadi salah satu cabang olahraga yang telah dipertandingkan pula di tingkat internasional.

"Turnamen Barongsai secara internasional dipertandingkan setiap dua tahun sekali, diikuti oleh berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, India, Amerika Serikat dan lainnya. "Jadi, ini tidak digelar hanya di Jakarta, atau Indonesia saja," ujarnya.

Menjelang Hari Raya Imlek, berbagai pusat perbelanjaan di Jakarta dan mulai menyesuaikan dekorasi mereka. Lampion-lampion merah tampak tergantung di sudut-sudut sejumlah pusat perbelanjaan.

Hal tersebut antara lain tampak di pusat perbelanjaan Central Park yang hampir sebagian dekorasinya bersuasana menyambut perayaan Imlek 2011.

Tak hanya itu, terdapat pula kios khusus yang menjual beragam hiasan khas Imlek Berbagai jenis aksesoris seperti lampu lampion, patung dewa, bunga-bungaan musim semi, kertas angpao, guci, hio, lilin merah, hingga pakaian China banyak dijual di sana.

Harga yang ditawarkan juga beragam, mulai dari ribuan hingga jutaan rupiah. Misalnya saja lampu lampion, dijual mulai dari Rp 40.000 sampai Rp 200.000. Atau patung dewa yang ditawarkan mulai Rp 500 ribu hingga Rp 20 juta.

Kipas, kartu ucapan, amplop angpao warna merah dijual dengan harga Rp5.000. Demikian pula dengan gantungan kunci khas Negeri Tirai Bambu dan gantungan kunci Kelinci yang menandai Tahun Kelinci.

Jelang Hari Raya Imlek yang jatuh pada 3 Februari 2011, kesibukan warga Tionghoa di Jakarta Barat sudah mulai terlihat terutama di kawasan Pasar Pancoran Glodok, Tamansari, yang terkenal sebagai pusatnya penjualan pernak-pernik Imlek.

"Buat warga Tionghoa, Imlek merupakan budaya atau tradisi. Jadi setiap tahun pasti dirayakan dengan menghias rumah menggunakan bermacam-macam aksesoris. Biasanya didominasi warna merah dan kuning emas," kata Liani Mey (43), pemilik toko yang menjual pakaian dan asesoris Imlek.

Liani mengaku, tokonya mulai ramai dikunjungi pembeli sejak awal pekan lalu. Setiap hari, sedikitnya ada 50 orang yang berbelanja. Namun, jumlah tersebut masih tergolong sedikit dibanding jumlah pengunjung tokonya pada tahun 2010 lalu. "Saat Imlek 2010 lalu pembeli yang berbelanja di toko saya mencapai 100 orang per hari," ujarnya.
(T.R018/B013/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011