Kairo (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRi) di Kairo mengatakan, semua warga negara Indonesia di Mesir dalam keadaan baik-baik, meskipun  demonstrasi terjadi di beberepa tempat di Mesir dari Jumat sampai Sabtu dini hari.

"Alhamdulillah semua warga negara Indonesia di Mesir terhindar dari huru-hara yang terjadi sejak Jumat sampai Sabtu dini hari," kata Kepala Bagian Penerangan, Sosial dan KebudayaanKBRI Kairo, Iwan Widjaya Muliyatna, kepada Munawar Saman Makyanie dari ANTARA, Sabtu.

Menurut Iwan, tempat-tempat permukiman warga negara Indonesia pada umumnya jauh dari lokasi-lokasi unjukrasa, yang sebagian besar berlangsung di pusat=pusat kota dan tempat-tempat strategis.

Kendatipun demikian, KBRI Kairo telah memberikan penyuluhan kepada WNI yang sebagian besar mahasiswa untuk selalu waspada terhadap situasi di Mesir.

"Jumat kemarin KBRI mengadakan pertemuan-pertemuan dengan para mahasiswa untuk saling tukar informasi mengenai keselamatan warga Indonesia," kata Iwan.

Warga negara Indonesia di Mesir mencapai 5.000 orang dan 4.000 di antaranya adalah mahasiswa.

Pihak KBRI Kairo juga menyediakan sambungan telepon khusus hotline dengan nomor 20227947200 dan 27947209 untuk berkomunikasi dengan para warga negara Indonesia yang ada di sana.

Duta Besar RI di kairo, A.M. Sachir sebelumnya sempat berpikir untuk mengevakuasi warga negara Indonesia di Mesir menyusul merebaknya unjukrasa para pemuda Mesir yang menuntut Presiden Mesir Hosni Mubarak mundur dan melakukan reformasi politik.

Unjuk rasa di Mesir ini diilhami revolusi di Tunisia yang menyebabkan Presiden Zine El Abidine Ben Ali, yang kini melarikan diri ke Arab Saudi setelah mendapat tekanan keras rakyat dalam demonstrasi selama beberapa hari.

Presiden Ben Ali yang memerintah selama 23 tahun dituduh korupsi, keluarganya menumpuk kekayaan, sementara rakyatnya dibiarkan menderita. Sebagian anggota keluarganya lari ke Kanada.

Sampai Sabtu situasi di Kairo masih panasd, sementara unjuk rasa bisa sewaktu-waktu muncul, sedangkan semua saluran komunikasi termasuk telepon seluler, telepon rumah dan internet diblokir sehingga menyulitkan kerja wartawan asing termasuk ANTARA.(*)

ANT/MO43

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011