Medan (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin membantah adanya anggapan sebagai pihak yang memiliki kepentingan politik ketika menginisiasi berbagai tokoh lintas agama dalam mengkritik pemerintah.

Usai menjadi pembicara pada acara dialog dalam rangka HUT Yubileum ke-50 Tahun Hirarki Gereja Katolik Keuskupan Agung di Medan, kemarin malam, ia menyebutkan, anggapan itu muncul dari pihak-pihak yang tidak senang dengan gerakan moral tersebut.

"Itu anggapan orang. Saya tidak mau menanggapi prasangka-prasangka buruk," katanya.

Namun Din Syamsuddin mengatakan, kritikan yang disampaikan berbagai tokoh lintas agama merupakan gerakan moral yang berkaitan dengan nilai Ketuhanan.

Karena itu, pihaknya tidak mau niat tersebut terpengaruhi tindakan manusia yang tidak menginginkan adanya sebuah gerakan moral.

"Jadi, saya tidak punya waktu untuk meladeni," katanya.

Selain itu, Din Syamsuddin juga menegaskan bahwa gerakan moral memiliki dukungan yang kuat dari berbagai lapisan masyarakat.

Paling tidak, kata dia, dukungan yang berasal dari umat dan pengikut masing-masing tokoh lintas agama tersebut.

"Karena itu, jangan diremehkan," katanya.

Ketika dipertanyakan tentang pendirian "Rumah Kebohongan" di Sumut, Din Syamsuddin menyerahkan kepada masyarakat di daerah itu untuk mengambil inisiatif.

"Itu tergantung dari masyarakat yang mungkin mengambil prakarsa," katanya.(*)

(T.I023/R014/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011