Foto aerial tutupan rapat hutan Papua di Merauke, Rabu (22/9/2021). (ANTARA/Virna P Setyorini)


Menstabilkan iklim

Selama periode itu, deforestasi di Indonesia menurun sampai 75,03 persen hingga pada angka 115,46 ribu hektar, jauh lebih kecil daripada periode 2018-2019 yang mencapai 462,46 ribu hektar.

KLHK mendaku penurunan ini diakibatkan oleh berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, antara lain adanya Inpres yang memerintahkan penghentian pemberian izin baru dan penyempurnaan tata kelola hutan alam primer dan lahan gembut, dan pembatasan perubahan alokasi kawasan hutan untuk sektor non kehutanan.

Memang perlu bukti lebih jauh guna membenarkan klaim ini karena faktor terkekangnya aktivitas manusia selama pandemi yang telah membatasi manusia berkegiatan adalah sungguh faktor yang tak bisa diabaikan.

Laporan berbagai dunia sendiri menunjukkan, hutan dan lingkungan pada umumnya menjadi lebih bersih selama pandemi karena ulah manusia menjadi minimal selama pandemi sehingga polusi dan faktor yang mendegradasi kualitas alam lainnya, menurun drastis.

Yang pasti, luas hutan di Indonesia, sebagaimana terjadi di banyak negara lainnya, terus berkurang. KLHK sendiri menaksir luas hutan Indonesia berkurang antara setengah sampai 1 juta hektar per tahun.

Saat ini luas lahan hutan seluruh daratan Indonesia mencapai 94,1 juta hektar atau 50,1 persen dari total daratan nasional. Angka ini sama dengan 10 persen dari total luas hutan dunia. Organisasi Pangan PBB (FAO) menyebutkan dari total 4,06 miliar hektar hutan di seluruh dunia, 66 persen di antaranya terkonsentrasi di sepuluh negara, termasuk Indonesia.

Baca juga: Luas Hutan Indonesia Diperkirakan Tinggal 10 Persen pada 2020

Sementara sepertiga luas hutan Indonesia berada di Papua dan Papua Barat yang 25 juta hektar di antaranya ada di Papua di mana Kabupaten Jayapura di mana Alex Waisimon mengelola hutan adat seluas 200 hektar menjadi satu di antara 10 besar kabupaten di Papua yang memiliki area hutan terluas.

Tetapi hutan-hutan ini terus saja menghadapi ancaman perusakan, tidak saja oleh penebangan liar tapi juga oleh perburuan satwa-satwanya yang berperan penting dalam menjaga ekosistem hutan. Padahal, mengutip International Union for Conservation of Nature (IUCN), hutan adalah kekuatan yang menstabilkan iklim di mana dunia saat ini dibuat pusing oleh semakin mengerikannya perubahan yang terjadi pada iklim.

Selain menjadi sumber mata pencaharian untuk sementara masyarakat dan memasok barang serta jasa yang bisa mendorong pertumbuhan berkelanjutan, hutan juga mengatur ekosistem, melindungi keanekaragaman hayati, dan memainkan bagian integral dari siklus karbon.

Dalam konteks perubahan iklim, hutan menjadi penyebab sekaligus solusi untuk emisi gas rumah kaca. Bayangkan, sekitar 25 persen emisi global berasal dari sektor lahan yang adalah sumber emisi gas rumah kaca terbesar kedua setelah sektor energi.

Baca juga: Deforestasi Indonesia turun 75,03 persen pada periode tahun 2019-2020
Baca juga: Menteri LHK sebut titik terendah deforestasi tercapai pada 2020

Selanjutnya : butuh kesinambungan

Copyright © ANTARA 2021