Jakarta (ANTARA News) - ASEAN Foundation ingin merangkul media sebagai mitra guna mempromosikan kesadaran yang lebih besar mengenai ASEAN, kata Direktur Eksekutif ASEAN Foundation Makarim Wibisono pada Selasa di Jakarta.

"Kami membutuhkan media sebagai mitra untuk meningkatkan kesadaran mengenai ASEAN dan mendorong identitas ASEAN melalui interaksi antarwarga negara-negara anggotanya," kata Makarim dalam acara pertemuan ASEAN Foundation dengan Media.

Menurut dia sejalan dengan keinginan Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk mencapai suatu Komunitas ASEAN pada 2015, ASEAN Foundation sebagai yayasan yang bertujuan untuk kemakmuran bersama negara anggota menawarkan sedikit-dikitnya enam program dalam masa jabatannya.

"Saya berniat untuk membuat suatu pertemuan antarpenyunting berbagai media di ASEAN dan juga memberi "Penghargaan ASEAN" bagi mereka yang berpartisipasi untuk membangun komunitas ASEAN," jelasnya.

Program di bidang seni juga ditawarkan seperti dengan menerjemahkan sinetron-sinetron Indonesia ke bahasa masing-masing negara ASEAN dan sebaliknya drama negara lain dibuat ke dalam bahasa Indonesia.

"Di bidang pendidikan adalah dengan membuat Universitas ASEAN di bidang bisnis guna menambah angka perdagangan atau investasi antarnegara ASEAN yang jumlahnya masih lebih sedikit dibanding dengan mitra luar seperti China atau Jepang," tambahnya.

ASEAN Foundation menurut Makarim juga ingin membantu negara-negara anggotanya yang rawan bencana dengan membuat suatu manajemen bencana ditambah dengan penerapan e-learning.

"Di era teknologi digital perlu memberikan informasi tentang ASEAN dengan memanfaatkan e-learning," jelasnya.

Namun untuk memenuhi target program tersebut ASEAN Foundation dihadang oleh sejumlah kesulitan, khususnya masalah pendanaan.

"Karena karakter kami adalah yayasan dengan bentuk pendanaan sukarela, maka sulit untuk meminta negara-negara anggota untuk memberi kontribusi dalam jumlah tetap karena dianggap berlawanan dengan watak yayasan itu," tambah Makarim.

Selama ini dana untuk proyek-proyek ASEAN Foundation berasal dari negara mitra seperti Jepang, China, Korea Selatan dan Prancis serta perusahaan internasional seperti Hewlett Packard, Microsoft Indonesia serta Philips ditambah organisasi internasional seperti Bank Pembangunan Amerika Latin (IADB) dan Pusat Penelitian Pembangunan Internasional milik Kanada.

"Proyek-proyek kami misalnya adalah pelatihan teknologi komunikasi informasi bagi petani dan organisasi masyarakat sipil yang bekerja sama dengan Microsoft dan pelatihan kewirausahaan bagi 1.000 pengusaha kecil bersama dengan Hewlett Packard," kata Kepala Keuangan dan Administrasi ASEAN Foundation Ade Cahyadi.

Menurut dia saat ini masih ada 27 program senilai lebih dari enam juta dolar AS yang masih dikerjakan sementara sudah ada 111 proyek yang sudah selesai dengan total nilai sebesar 12,6 juta dolar AS yang menjangkau lebih dari 560 ribu orang di ASEAN sejak pendirian ASEAN Foundation pada Desember 1997.

"Masalahnya memang mitra donor tersebut hanya mau membiayai pengeluaran proyek dan bukan untuk hal operasional padahal negara-negara ASEAN hanya memberikan total tiga juta dolar AS saat ASEAN Foundation dibentuk," ungkapnya.
(KR-DLN/Z003)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011