Selama ini apa yang mereka lakukan untuk membina masyarakat, apakah hanya sibuk memungut pajak dan berusaha meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD)?
Pandeglang (ANTARA News) - Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ahmad Dimyati Natakusumah menilai, bentrokan antara jamaah Ahmadiyah dan warga di Kecamatan Cikeusik terjadi karena pemimpin di daerah kurang dekat dengan masyarakat.

"Kalau saya melihat, bentrokan itu terjadi karena pemimpin di Banten, mulai dari gubernur, bupati dan camat tidak dekat dengan masyarakat," katanya ketika dikonfirmasi, Rabu.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan Provinsi Banten itu, mengatakan jika pemimpin di daerah dekat dengan masyarakat maka bentrokan tersebut tidak akan terjadi.

Sebelumnya bentrokan itu terjadi, kata dia, masyarakat pasti sudah menyampaikan keluhannya yang merasa terganggu dengan keberadaan dan akvitas Ahmadiyah di daerah itu.

Pemimpin daerah termasuk pihak terkait, seharusnya menanggapi keluhan itu dengan mendekati masyarakat dan mengambil langkah terkait keberadaan Ahmadiyah.

"Kalau itu dilakukan oleh pemimpin di daerah dan pihak terkait lainnya, saya yakin masyarakat tidak akan bersikap anarkis seperti itu," ujar mantan Bupati Pandeglang itu.

Ia mencontohkan, beberapa tahun lalu terjadi penentangan atas keberadaan pekerja seks komersial di kawasan wisata Pantai Carita, dan beberapa ormas seperti Fron Pembela Islam (FPI) akan melakukan tindakan pembersihan.

"Saya sebagai Bupati Pandeglang waktu itu, langsung turun dan mendekati pihak menentang tersebut dan menegaskan pemerintah akan melakukan penertiban, sehingga tindak kekerasan pun tidak sampai terjadi," ujarnya.

Anggota DPR dari daerah pemilihan Banten I, Kabupaten Pandeglang dan Lebak itu, juga mempertanyakan pembinaan pada masyarakat yang dilakukan para pemimpin di Provinsi Banten.

"Selama ini apa yang mereka lakukan untuk membina masyarakat, apakah hanya sibuk memungut pajak dan berusaha meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD)?," katanya.

Wakil Ketua Badan Legislasi DPR itu juga mengaku prihatin dengan pihak yang seakan menyalahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait bentrokan itu.

"Saya kasihan dengan presiden yang seperti disalahkan atas terjadinya bentrokan itu, padahal kesalahan ada pada pemimpin di daerah," katanya.

(S031/E001/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011