Malang (ANTARA News) - Persema terpaksa harus rela kehilangan penyerang andalnya, Irfan Bachdim, ketika menjamu Tangerang Wolves di ajang Liga Primer Indonesia (LPI) di Stadion Gajayana, Sabtu (12/2) mendatang.

Irfan yang namanya mencuat dan menjadi idola baru di kancah persepakbolaan Tanah Air ketika membela tim nasional (timnas) di Piala AFF itu mengalami cedera hamstring dan disarankan menjalani terapi serta menjalani latihan ringan selama dua pekan.

Pelatih Persema Timo Schuenemann, Rabu, mengakui, cedera yang dialami pemain blasteran itu terjadi akibat tenaganya yang terlalu diporsir jauh sebelum LPI digelar, seperti memperkuat Timnas Indonesia ketika berlaga di ajang Piala AFF.

"Setelah Piala AFF tuntas, Irfan langsung bergabung dan memperkuat Persema di ajang LPI, sehingga dia kurang istirahat. Padahal, saya ingin menduetkan dia dengan pemain baru Han Sang Min di lini depan," tegas pelatih berkebangsaan Jerman yang kelahiran Kediri, Jatim itu.

Saat menjamu Tangerang Wolves pada Sabtu mendatang, tim berjuluk Laskar Ken Arok itu tidak hanya kehilangan Irfan Bachdim sebagai pemain pilar yang selalu mengisi starter line up, namun Persema juga harus kehilangan M Kamri yang diganjar kartu merah ketika menghadapi Bandung FC dan Seme Pierre Patrick yang mengalami cedera ringan.

Absennya beberapa pemain pilar tersebut, mau tidak mau memaksa Timo Schuenemann memutar otak untuk merancang komposisi pemain yang bakal diturunkan.

Apalagi, target yang diusung Laskar Ken Arok adalah mendulang poin penuh agar tetap bisa bertahan di papan atas klasemen sementara LPI.

Saat ini, Persema berada di urutan kedua (runner up) klasemen sementara LPI dengan perolehan poin 10 dari 4 kali bertanding atau satu strip di bawah Persebaya 1927 yang berada di puncak klasemen yang mengemas 12 poin dari 4 kali bertanding.

Meski Irfan Bachdim harus "diparkir", Timo masih memiliki banyak pilihan pemain yang berposisi sebagai penyerang (striker), seperti Reza Mustofa, Jaya Teguh Angga, dan Han Sang Min.
(E009)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011