Mereka mengharapkan kita melakukan apapun yang sesuai dengan ketentuan yang dijabarkan dalam Statuta PSSI. Intinya, mereka minta kita melakukan sapu bersih
Jakarta (ANTARA News) - PSSI telah menerima dua buah surat FIFA yang menyatakan dukungan Badan Sepak Bola Dunia itu terhadap status ilegal yang ditetapkan kepada Liga Primer Indonesia (LPI), kata Sekjen PSSI Nugraha Besoes.

Dan persetujuan atas pemberian sanksi yang dijatuhkan pengurus PSSI kepada seluruh komponen sepakbola yang terlibat dalam kegiatan LPI, terutama pemain, pengurus, pelatih, dan wasit.

"Kedua surat itu berturut-turut kita terima pada 9 dan 10 Februari," katanya seperti dikutip dari situs resm PSSI, Senin,

Menurut Nugraha Besoes, substansi dari kedua surat itu adalah keprihatinan FIFA atas situasi yang berkembang di Indonesia karena adanya kegiatan LPI yang jelas-jelas bertentangan dengan Statuta PSSI yang sudah mengadopsi Statuta FIFA, serta keinginan atau permintaan FIFA agar PSSI secara berkala melaporkan perkembangan yang terjadi di Indonesia.

"Mereka mengharapkan kita melakukan apapun yang sesuai dengan ketentuan yang dijabarkan dalam Statuta PSSI. Intinya, mereka minta kita melakukan sapu bersih," katanya.

Nugraha mengatakan, penegasan dukungan dan persetujuan FIFA terhadap langkah-langkah PSSI itu tertuang dalam dua surat berbeda yang dikirimkan oleh para petinggi FIFA kepada PSSI.

Surat pertama bertanggal 9 Februari 2011 yang diteken oleh Director Member Association and Development FIFA, Thierry Regenas. Surat kedua, bertanggal 10 Februari 2011, dikirim dari Zurich, ditandatangani oleh Deputi Sekjen FIFA Markus Katter.

Dua surat tersebut sekaligus jawaban atau tanggapan atas dua surat yang sebelumnya dikirimkan oleh PSSI kepada FIFA. Surat pertama dari PSSI dikirimkan kepada FIFA tanggal 27 Januari 2011 mengenai tindakan sanksi PSSI terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam LPI yang dinilai ilegal.

Dalam konteks ini, dilampirkan pula daftar nama pemain asing yang masih bermain di LPI. Padahal, mekanisme keberadaannya di tanah air berdasarkankan prosedur tetap yang sudah disetujui antara PSSI dan pihak-pihak terkait, seperti Depnakertrans dan Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. PSSI sudah menarik rekomendasinya atas keberadaan seluruh pemain tersebut, sehingga mereka setiap saat bisa dideportasi.

Sedangkan surat kedua dikirimkan oleh PSSI kepada FIFA tanggal 1 Februari 2011 tentang hasil Kongres Tahunan PSSI dan mengenai rencana PSSI menyelenggarakan Kongres Luar Biasa pada 19 Maret mendatang.

Dalam surat ini PSSI juga menyatakan tengah membentuk "Electorall Commitee" atau Komite Pemilihan.

Surat pertama FIFA yang ditandatangani Thierry Regenass, menyatakan, bahwa FIFA dapat memahami sanksi yang telah dijatuhkan PSSI terhadap LPI.

"Kami dapat memahami tindakan sanksi yang dijatuhkan PSSI terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam suatu kompetisi yang tidak sesuai dengan permintaan FIFA," demikian ditegaskan Thierry Regenass.

Dalam surat FIFA yang kedua, Deputi Sekjen FIFA Markus Kattner antara lain menegaskan bahwa FIFA dapat memahami dan karenanya menyetujui tindakan yang telah diambil pengurus PSSI terhadap seluruh pemain, pelatih dan pengurus klub-klub sepakbola yang mengikuti LPI.

"Sesuai dengan fungsinya untuk melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan mengorganisasi seluruh kegiatan persepakbolaan di wilayahnya, maka tindakan PSSI itu sudah sesuai dengan statuta maupun peraturan-peraturan PSSI lainnya yang berlaku," demikian tulis Markus dalam suratnya itu.

Pada surat keduanya itu FIFA juga menyatakan kesetujuannya atas pembentukan Komite Pemilihan yang diketuai oleh Syarif Bastaman, mantan anggota Komite Eksekutif PSSI.

FIFA memang melarang anggota Exco menjadi ketua atau masuk dalam Komite Pemilihan. Namun, menurut keterangan Nugraha Besoes, Syarif Bastaman telah resmi mengundurkan diri dari Exco PSSI sebelum Kongres Tahunan di Bali.

"Jadi, penunjukkan Syarif Bastaman sebagai ketua Komite Pemilihan tidak masalah," ujarnya.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011