Magelang (ANTARA News) - Pawai budaya Cap Go Meh dalam rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek 2562 oleh warga keturunan Tionghoa di Kota Magelang, Jawa Tengah, akan melibatkan sejumlah grup kesenian tradisional di daerah itu.

"Untuk menunjukkan betapa kuatnya kebersamaan masyarakat, kami menyuguhkan selain pawai barongsai dan liong samsi, juga kesenian masyarakat desa di sekitar Magelang," kata salah seorang anggota Panitia Perayaan Imlek 2562 Kota Magelang, Haris Kertoraharjo, di Magelang, Rabu.

Ia mengatakan, peserta pawai yang berjumlah ratusan orang terutama kalangan seniman setempat akan menjalani pawai itu pada Kamis (17/2), dimulai dari halaman Kelenteng Liong Hok Bio di pojok Alun-Alun Kota Magelang.

Mereka, katanya, diiringi berbagai tabuhan alat musik akan berjalan sambil menyuguhkan kesenian masing-masing melewati Jalan Pemuda Kota Magelang di kawasan pusat pertokoan Pecinan, Jalan Tidar, dan Jalan Daha, untuk selanjutnya kembali ke kelenteng setempat.

Barisan terdepan berupa penari liong samsi komunitas Kelenteng Liong Hok Bio selain menyusuri rute pawai juga mengambil angpau yang telah disiapkan di depan rumah setiap warga keturunan Tionghoa di kota itu.

Kalangan seniman petani Magelang yang turut pawai itu antara lain tergabung di Sanggar Matematika Budaya (pimpinan Haris), Sanggar Rumah Pasir (Untung KS), Padepokan Gunung Tidar (ES Wibowo), dan Padepokan Gunung Tengis (Ardhi Gunawan).

Selain itu, Sanggar Lagrangan (Andretopo), Cahyo Budoyo Sumbing (Heri Suherman), Kuda Lumping Cahyo Turonggo (Maksum), dan Sanggar Cumplung (Yadi Ulo).

Ia menyebutkan sejumlah kesenian tradisional setempat yang disuguhkan saat pawai itu antara lain kuda lumping, jatilan, grasak, dan jingkrak sondang.

Haris yang juga penyair Kota Magelang itu mengatakan, semangat kebersamaan masyarakat berasal dari berbagai latar belakang kehidupan akan menjadi benteng mental yang kuat menghadapi kemungkinan upaya pecah belah oleh pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab.

"Supaya kasus kerusuhan seperti di Temanggung dan Pandeglang tidak terjadi di kota kami ini, selama ini kehidupan masyarakat secara bersama-sama sudah terjalin kondusif. Ini harus terus dipertahankan pada masa mendatang," katanya.

Ia mengharapkan, pawai Cap Go Meh dengan memadukan berbagai kesenian tradisional memberikan nilai kehidupan penting kepada masyarakat khususnya menyangkut semangat hidup bersama, bersaudara, dan dalam suasana perdamaian.

"Tentunya diharapkan memiliki daya tarik tersendiri untuk masyarakat luas. Bukti hidup bersama itu butuh saling menghargai dan saling membutuhkan satu dengan yang lain," katanya.(*)

(U.M029/M028)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011