Pandemi merupakan periode yang menantang bagi sebagian besar pasar properti Jabodetabek. Namun demikian, beberapa sektor terbukti tangguh di tengah pandemi, khususnya logistik, pusat data atau data centre, dan rumah tapak...
Jakarta (ANTARA) - Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) menilai sektor properti pergudangan dan rumah tapak akan tetap mendapatkan respons baik pada tahun depan.

"Untuk tahun 2022 mungkin kita mulai dari sektor properti yang memiliki pemulihan cepat di mana kita melihat sektor pergudangan diperkirakan akan tetap menerima respons baik dari pasar yakni dari para pelaku e-commerce, penyedia jasa logistik mengingat kalau kita bandingkan pasokan yang ada terbatas hanya sekitar 2 juta meter persegi jika dibandingkan dengan negara-negara lain," ujar Head of Research, JLL Indonesia Yunus Karim dalam konferensi pers daring di Jakarta, Selasa.

Menurut Yunus, pihaknya melihat dari investor dan pengembang juga tetap aktif untuk membangun kawasan pergudangan modern baru yang dilihat dari sisi permintaan yang juga cukup sehat.

Dalam kesempatan sama, Head of Industrial JLL Indonesia Farazia Basarah menyampaikan bahwa selama kuartal III tahun ini permintaan positif didominasi oleh penyedia jasa logistik yang terus berekspansi dengan menyewa ruang gudang di area Jabodetabek.

Selain itu, perusahaan e-commerce, khususnya start-up yang bertumbuh pesat saat ini cenderung mencari ruang gudang yang berlokasi dekat dengan pusat kota Jakarta dan kota-kota besar lainnya seperti Surabaya, Semarang, dan Bandung.

"Permintaan yang sehat ini membuat tingkat hunian ruang gudang modern di Jabodetabek cukup stabil di angka 93 persen," kata Farazia.

Sektor properti lainnya yang akan masih mendapatkan respons baik di tahun depan adalah rumah tapak, hal ini dikarenakan perumahan tapak mendapatkan respons yang cukup baik dari pembeli.

"Kita melihat bahwa rumah tapak merupakan salah satu tipe perumahan yang diminati oleh pembeli, jika dibandingkan dengan sektor kondominium yang memang secara historis didominasi oleh investor individual," kata Yunus Karim.

Yunus menambahkan bahwa memasuki kuartal III, penjualan kondominium di Jakarta masih menunjukan tren pelemahan yang sama sejak awal pandemi.

Melemahnya permintaan disebabkan pembeli yang masih berhati-hati dan melakukan wait-and-see. Para pengembang juga belum aktif meluncurkan produk baru dan masih berupaya meningkatkan penjualan terhadap proyek eksisting dengan menawarkan kemudahan cara bayar dan berbagai promosi lainnya.

"Dengan demikian sektor rumah tapak masih cukup sehat, khususnya tahun ini dikarenakan adanya insentif yang diberikan oleh pemerintah," kata Yunus.

Hal senada juga disampaikan oleh Country Head JLL Indonesia, James Allan yang mengatakan bahwa beberapa sektor terbukti tangguh di tengah pandemi COVID-19, khususnya logistik (pergudangan), pusat data atau data centre, dan rumah tapak.

“Pandemi merupakan periode yang menantang bagi sebagian besar pasar properti Jabodetabek. Namun demikian, beberapa sektor terbukti tangguh di tengah pandemi, khususnya logistik, pusat data atau data centre, dan rumah tapak. Ketiga sektor ini berpotensi untuk terus menjadi daya tarik bagi investor lokal dan asing,” ujar James Allan.

Baca juga: Pasokan baru perkantoran diprediksi bertambah signifikan di 2022

Baca juga: BTN akan bentuk "Mortgage Ecosystem" pada 2022 dukung sektor properti

Baca juga: Pasar properti perkantoran di Jakarta diprediksi normal lagi pada 2022


 

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021