Sanaa (ANTARA News) - Para pendukung bersenjata Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh menembak kerumunan mahasiswa yang duduk-duduk Selasa di Sanaa, menewaskan dua mahasiswa dan melukai 11 lainnya, kata saksi mata.

"Dua demonstran tewas dan 11 lainnya terluka ketika para pendukung rejim tersebut menembaki mahasiswa yang duduk-duduk di depan kampus Universitas Sanaa," kata salah seorang saksi mata, demikian AFP melaporkan.

Serangan tersebut, yang terjadi sekitar tengah malam, menimbulkan korban tewas pertama di ibukota sejak demonstrasi pecah melawan Saleh.

Serangan itu menyusul bentrokan hari sebelumnya antara kedua belah pihak.

Sekitar 1000 mahasiswa menghabiskan malam kedua berkemah di lapangan dekat Universitas Sanaa, yang dijuluki Lapangan Al-Huriya (Kebebasan), dimana mereka mendirikan sebuah tenda besar.

Kerumunan membengkak hingga sekitar 4000 orang pada hari itu dan ketika para pemrotes yang menuntut pengusiran Saleh bergerak dari lapangan itu dekat dengan tempat pengikut setia Saleh yang sedang jongkok, kelompok pengikut Saleh itu menyerang mereka dengan belati dan pentungan.

Para mahasiswa, beberapa juga bersenjata pentungan, membalas.

Tiga mahasiswa dan dua pengikut Saleh terluka sebelum polisi membubarkan kerumunan, lapor seorang koresponden AFP.

Para pengikut setia berdemonstrasi mendukung Saleh di Sanaa pusat telah hampir setiap hari membubarkan protes mahasiswa dengan menggunakan pentungan dan batu, bersama polisi juga menggunakan kekerasan yang telah mengakibatkan puluhan demonstran terluka.

Sementara partai General People's Congress yang berkuasa menyerukan "demonstrasi sejuta umat" Rabu di lapangan Al-Sabiine, dekat istana presiden.

Selasa itu juga, ribuan pemrotes turun ke jalan-jalan di sejumlah lingkungan bagian selatan kota Aden, miminta Saleh turun.

Para pemrotes berbaris melawan rejim di Crater, Al-Mansura, Mualla, Al-Tawahi dan Sheikh Osman.

Pasukan keamanan melepaskan tembakan peringatan dan air mata untuk membubarkan pemrotes di Sheikh Osman, Al-Tawahi dan Mualla, namun tidak ada korban dilaporkan, kata saksi mata.

Para pemrotes membawa spanduk bertuliskan: "Rakyat ingin menumbangkan rejim" dan "Ali Pergi."

Ratusan orang turun ke jalan-jalan di Mualla dimana mereka memblokir jalan-jalan dan membakar ban-ban mobil.

Menurut catatan AFP yang didasarkan pada laporan petugas medis, 12 orang tewas dan lusinan lebih di Aden terluka sejak 16 Februari. Ini tidak termasuk dua tewas di Sanaa yang dilaporkan Selasa.

Kementerian Dalam Negeri Senin menetapkan empat orang korban meninggal, menurut kantor berita resmi Saba.

Seorang pemimpin suku di utara negara itu mengatakan kepada AFP Senin bahwa puluhan ribu orang juga berdemonstrasi di kubu kelompok tersebut di Saada untuk menuntut presiden mundur.

Gerakan pemberontakan Syiah Zaidi sejak 2004 bertempur enam kali melawan pemerintahan Saleh sebelum menandatangani gencatan senjata pada Februari 2010.

Sekitar selusin anggota parlemen, yang bersumpah akan turun ke jalan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Minggu, juga telah bergabung dengan mahasiswa yang sudah melakukan protes selama 10 hari yang lalu.

Namun berkuasa selama 32 tahun, Saleh bersumpah Senin tidak akan berhenti di bawah tekanan rakyat dan menuduh lawan-lawannya mengompori demonstrasi.

Saleh, yang masa kekuasaannya lama menjadikannya salah satu orang hebat Timur Tengah, dikatakan para pemrotes "bukan hal baru."

"Jika mereka menginginkan saya berhenti, saya hanya akan pergi melalui kotak suara," katanya dalam konferensi pers Senin. (ANT/K004)

Pewarta: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011