Jakarta (ANTARA News) - Manajemen PT Mandala Airlines ingin segera beroperasi kembali karena optimis bisa menyelesaikan restrukturisasi kewajiban maskapai itu kepada calon investor keuangan dan mitra strategis.

"Kami ingin secepatnya (beroperasi kembali)," kata Dirut PT Mandala Airlines, Diono Nurjadin, menjawab pers usai pertemuan tertutup dengan agenda pemungutan suara para kreditur di Jakarta, Kamis.

Diono memaparkan, hasil pemungutan suara itu menghasilkan dua pertiga atau sebagian besar kreditur menyetujui opsi konversi saham.

"Hasil hari ini kami mendapatkan dukungan mayoritas dari kreditur untuk melanjutkan perdamaian dengan opsi konversi saham," katanya.

Ia melanjutkan, perusahaan akan meminta pengesahan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 2 Maret mendatang.

"Setelah itu, proses restrukturisasi akan diteruskan. Prosesnya simultan antara investor keuangan dengan mitra strategis," ujarnya.

Diono enggan mengungkapkan calon investor dan mitra strategis perusahaanya, dengan hanya menyebut "ada beberapa."

Sementara itu, pengurus yang ditunjuk Pengadilan Niaga Jakarta Pusat untuk kasus Mandala, Duma Hutapea mengatakan, proposal perdamaian Mandala kepada kreditur diterima bila memenuhi kuorum 50 persen ditambah satu kreditur yang hadir pada pertemuan tertutup hari ini, serta dua pertiga total tagihan menyetujui itu.

"Sidang kali ini, kuorum terpenuhi," katanya.

Duma menjelaskan, dari 345 kreditor yang hadir, 304 diantaranya menyetujui proposal perdamaian ajuan Mandala, 37 menolak, tiga suara abstain dan satu suara tidak sah.

Sedangkan dari total tagihan kreditur Rp2,366 triliun, sekitar Rp1,67 triliun setuju atau 70,58 persen dari total tagihan. "Voting disetujui dan sesuai dengan undang-undang," ujar Duma.

Hasil keputusan tersebut akan dibawa ke majelis Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang akan dilaksanakan pada 2 Maret mendatang.

"Konsekuensi diputuskan dalam sidang nanti. Jika tidak ada hal yang memberatkan, Mandala dapat terbang kembali," ucapnya.

Sementara, kuasa hukum salah satu dari 37 kreditur yang menolak konversi saham, Lufthansa, Heber Sihombing, menawarkan kerjasama lainnya dengan Mandala.

"Kami menarwarkan kerja sama lain, seperti mitra strategis dengan Mandala," ujar Heber.

Kewajiban Mandala kepada Lufthansa, menurut Heber, sekitar Rp89 miliar

Kreditur lain yang bersetuju dengan konversi saham, Nein Rafles Siregar dari PT Muladatuk menyatakan, opsi konversi saham adalah yang terbaik.

"Jika dipailitkan, para pihak sering dapat pepesan kosong. Jika konversi saham, utang kita terbayar dan Mandala beroperasi kembali," kata Nein.

Mandala menghentikan operasi sementara sejak 13 Januari 2011 karena kesulitan keuangan.(*)

E008/C004

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011