Jakarta (ANTARA) - Penerbit buku dan novel yang menyasar Generasi Z dan milenial mengungkap strategi eksis, bertahan, dan tumbuh, serta meraih penghargaan di tengah dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19.

“Rata-rata per buku baru yang berhasil terjual mencapai 3.000-5.000 eksemplar pada masa pra-order. Sementara itu, untuk buku-buku reguler, terjual sekitar 500 hingga 2.000 eksemplar setiap bulannya. Bahkan, di tengah industri penerbitan buku di kanal offline yang melesu, Akad berhasil tumbuh," jelas Pendiri & CEO Penerbit Akad Andri Agus Fabianto melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu

Ia mencontohkan novel berjudul “Samuel” misalnya, penjualannya berhasil mencapai 20.000 eksemplar hanya untuk masa pre-order selama 2 jam. Bahkan pihaknya pun berhasil memonetisasi kisah “Samuel” dengan produk merchandise.

"Buku dan Photobook Samuel dan Diamond Gang (nama geng motor yang ada dalam kisah novel Samuel) terjual 10.000 paket selama 2 jam," kata Andri.

Ia mengatakan mayoritas penjualan berasal dari kanal digital, yang memang diakrabi Gen-Z dan millennial yang menjadi target pasar dari buku-buku dan novel Akad.

"Sampai saat ini, buku-buku atau novel-novel yang diterbitkan Akad telah hadir di sejumlah platform online seperti Bumi Fiksi, Novely Young, Zahra Books, Melstore Book, dan Toko TM Indo. Kami juga sudah hadir di platfrom e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia, di samping toko buku offline seperti Gramedia dan Togamas. Ke depan, kami akan menambah jumlah gerai online maupun offline ini," kata Andri.

Andri mengatakan keberhasil tersebut tak lepas dari empat strategi yang dilancarkan. Pertama, senantiasa mencari penulis berpotensi di platform digital Wattpad dan aplikasis Twitter, serta memberikan pendampingan kepada para penulis pemula melalui workshop.

“Salah satu benchmark kami adalah strategi agensi di Korea ketika mendebutkan girlband atau boyband besutan mereka. Singkatnya, Akad adalah inkubator yang berperan menginkubasi para penulis pemula, from zero to hero," urai Andri.

Kedua adalah memaksimalkan semua kanal media sosial seperti Instagram, Twitter, Tiktok, dan Telegram untuk membangun brand engagement dengan para pembaca Gen-Z dan milenial.

Ketiga, menciptakan komunitas pembaca dengan menggelar pelatihan tiga kali dalam seminggu, guna meningkatkan loyalitas pembaca.

Keempat adalah limited product. “Produk yang terbatas cenderung memicu rasa penasaran Gen-Z dan millennial, yang cenderung memiliki karakter selalu ingin menjadi yang pertama dan takut ketinggalan dengan tren," ujar Andri.

Kinerjanya itu membuahkan hasil penghargaan, penghargaan Bumifiksi Choice Award 2021 untuk tiga kategori sekaligus, yakni Penerbit Pertama Terfavorit, Penulis Pertama Pendatang Terfavorit, dan Judul Buku Pertama Terfavorit. Tiga penghargaan itu diraih Akad pada awal November 2021.

“Jumlah polling digital yang masuk ke kami sebanyak 956.781. Penerbit Akad meraih suara terbanyak di polling tersebut untuk tiga kategori...Sebagai penyelenggara, kami ingin menjaga kredibilitas Kawah Media sebagai distributor dan Bumi Fiksi Retail sebagai toko online berjaringan," ujar Direktur Operasional PT Kawah Media & PT Bumi Fiksi Ritel, Budi Ahyar Taryono.

Baca juga: Penerbit minta pemerintah tegas atasi pembajakan buku
Baca juga: Penerbit minta pemerintah selamatkan industri perbukuan
Baca juga: Penerbit jual hak cipta buku mata pelajaran ke sejumlah negara

 

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021