Jakarta (ANTARA News) - PT Indofood Sukses Makmur (INDF) membukukan kenaikkan laba bersih 42,2 persen menjadi Rp2,95 triliun pada 2010 dari Rp2,08 triliun yang diperolehnya pada periode sama tahun sebelumnya.

"Kinerja yang baik ini mencerminkan kekuatan bisnis kami serta kemampuan manajemen dalam memanfaatkan peluang dan menghadapi tantangan di pasar," papar Direktur Utama INDF Anthoni Salim dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan, Grup Produk Konsumen Bermerek (CBP) yang terdiri dari divisi mie instan, dairy, penyedap makanan, makanan ringan serta nutrisi dan makanan khusus, memberikan kontribusi terhadap penjualan bersih konsolidasi sebesar 46 persen di 2010, meningkat 43 persen dibanding tahun sebelumnya.

Sementara, papar dia, kontribusi dari Grup Bogasari terhadap penjualan bersih konsolidasi turun menjadi 26 persen dari 29 persen di tahun 2009. Hal ini disebabkan oleh turunyya harga jual tepung terigu sehubungan turunnya harga gandum dunia.

Tercatat, laba kotor naik 19,4 persen jadi Rp12,47 triliun dari sebelumnya Rp10,44 triliun. Laba usaha tumbuh 34,5 persen menjadi Rp6,73 triliun dari sebelumnya Rp5 triliun.

Pada kesempatan yang sama, Anthoni juga memaparkan, anak usaha INDF yakni, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) membukukan laba bersih meningkat 58 persen menjadi Rp1,7 triliun.

"Pada 2010 ini merupakan tahun yang baik bagi ICBP, meskipun biaya cenderung meningkat pada semester dua. Kami berhasil mencapai kinerja yang baik dan meningkat di seluruh divisi. Di samping itu kami juga berhasil mempertahankan kepemimpinan kami di pasar dan pricing power di hampir seluruh kategori produk kami," papar Anthoni.

Sementara, lanjut dia, ICBP juga mencatat kenaikan penjualan bersih sebesar 10 persen menjadi Rp17,96 triliun pada 2010 dari Rp16,33 triliun di tahun sebelumnya.

Dipaparkan, peningkatan penjualan bersih ini memberikan dampak yang positif terhadap laba kotor. Laba kotor naik 26,9 persen menjadi Rp4,97 triliun dari Rp3,91 triliun di tahun 2009 dan merjin laba kotor meningkat menjadi 27,7 persen dari 24 persen.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011