Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia menyambut baik tawaran pemerintah Timor Leste untuk mendorong investasi Indonesia di negara tersebut di berbagai bidang termasuk pertambangan minyak serta infrastruktur.

Hal tersebut disampaikan Staf Khusus Presiden bidang hubungan internasional Teuku Faizasyah dalam keterangan pers di Kantor Presiden Jakarta terkait pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Perdana Menteri Timor Leste Kay Rala Xanana Gusmao di Istana Merdeka Jakarta, Selasa.

"Kerjasama ekonomi dalam hal pembangunan infrastruktur, kerjasama perdagangan, turisme dalam arti membangun kapasitas sektor itu di Timor Leste," kata Faiza.

Menurutnya ada juga keinginan Indonesia untuk masuk ke wilayah investasi di sektor perminyakan dan gas, pemerintah RI sambut positif undangan itu.

Selain tertarik untuk mendorong investasi di Timor Leste, Pemerintah Indonesia juga menawarkan fasilitas kredit ekspor bagi Timor Leste dalam pembelian peralatan militer terkait dengan ketertarikan negara itu terhadap produk PT PAL.

Namun demikian, Faiza belum bisa memastikan nilai kredit ekspor yang akan diberikan pemerintah RI karena akan dibahas lebih jauh dalam pertemuan perwakilan kedua negara secara lebih teknis. "Kedua negara juga sudah memiliki catatan kemajuan kerjasama kedua negara sehingga nanti bisa dinilai sejauh mana perkembangan kerjasama kedua negara di berbagai bidang," katanya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan PM Kay Rala Xanana Gusmao menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman di sejumlah bidang yang menandai peningkatan kerjasama kedua negara.

Penandatangan nota kesepahaman itu berlangsung di Istana Merdeka Jakarta, Selasa oleh masing-masing menteri dari kedua negara yang berbatasan secara langsung di darat tersebut.

Nota kesepahaman itu masing-masing di bidang pendidikan dan pelatihan diplomat, kerjasama teknis bidang pariwisata dan perdagangan.

Kemudian pengembangan infrastruktur dan kerjasama teknis di bidang desentralisasi serta tata kelola, kerjasama bidang kelautan dan perikanan dan kerjasama bidang pendidikan dan transportasi.

Sebelum menyaksikan penandatangan nota kesepahaman dan letter of intent, kedua pemimpin mengadakan pertemuan bilateral membicarakan perkembangan hubungan kedua negara.
(P008*D013)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011