Semarang (ANTARA News) - Keluarga Rita Retnaningtyas (35), tenaga kerja Indonesia yang bekerja sebagai perawat di Miyagi National Hospital mengaku terkejut mengetahui istri Bambang Wagiman itu mendapat penghargaan dari pemerintah Jepang karena berjasa menolong korban gempa dan tsunami.

"Saya justru baru tahu kalau istri saya mendapat penghargaan pemerintah Jepang dari Anda dan kalau itu benar, saya beserta keluarga ikut bahagia," kata Bambang Wagiman kepada ANTARA via telepon di Jakarta, Rabu.

Bambang berangkat dari Semarang untuk menjemput istrinya ditemani dua anak kandungnya, Septiawan Putra Kesuma Aji (12) dan Abian Haikal Caesario (7), dengan menggunakan Kereta Api Senja Utama.

Ia mengatakan, istrinya yang bekerja di Jepang selama dua tahun lebih tersebut berada dalam kondisi sehat dan akan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta sekitar pukul 18.00 WIB.

"Saya mendapat kabar kepulangan istri saya dari petugas Kedutaan Besar Republik Indonesia di Jepang pada Selasa malam (22/3)," ujar pria yang bekerja sebagai tenaga pengiriman surat-surat bank di Semarang.

Menurut dia, pihak RS Miyagi Jepang telah memberi izin kepada istrinya untuk pulang ke Indonesia sampai kondisi ibu dua anak tersebut membaik dan situasi di Jepang kembali pulih.

"Informasi sementara yang saya terima, istri saya mendapat cuti 2-3 minggu," katanya.

Juminah (56), ibu kandung Rita yang ditemui di rumahnya di Kelurahan Srondol Kulon, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah, mengaku senang anak kedua dari tiga bersaudara itu mendapat penghargaan dari pemerintah Jepang.

Ia mengatakan, Rita yang masih tercatat sebagai perawat RS Telogorejo Semarang, berangkat ke Jepang pada September 2009 setelah sebelumnya mengikuti pelatihan di Bandung, Jawa Barat.

"Satu hari setelah terjadi gempa dan tsunami di Jepang, Rita sempat tidak bisa dihubungi selama satu hari dan kami mendapat kabar kalau dia selamat dari salah seorang rekannya," ujarnya.

Sekitar satu minggu kemudian, katanya, Rita baru menghubungi keluarga di Semarang dan mengabarkan keadaannya baik-baik saja, namun menyebutkan beberapa kota di Jepang rusak parah akibat gempa dan tsunami.

Pemerintah Jepang memberikan penghargaan karena Rita dan para perawat asal Indonesia lainnya bertahan di daerah dekat gempa dan tsunami di Miyagi untuk melakukan pekerjaan sosial kemanusiaan yang mulia.

Di lima prefektur (provinsi) sekitar gempa tsunami Jepang, yaitu Miyagi, Iwate, Aomori, Ibaraki, dan Fukushima terdapat 35 TKI perawat yang terdiri atas 11 TKI perawat pasien dan 24 TKI perawat jompo.

Semua perawat di lima prefektur itu selamat dari bencana gempa, termasuk dari radiasi reaktor nuklir di Fukushima.(*)

KR-WSN/M028

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011