Jakarta (ANTARA News) - BRT (Bus Rapid Transit) yang dimulai dengan beroperasinya TransJakarta, banyak mengilhami daerah  lain untuk menghadirkan sistem serupa  guna meminimalisir kemacetan.

"TransJakarta dihadirkan untuk mengurangi kemacetan dan membuat pemilik kendaraan beralih ke angkutan umum," kata Muhammad Izi, Peneliti Madya Litbang Kementerian Perhubungan dalam diskusi  bertajuk "kebijakan pembangunan dan pengembangan BRT di kota metropolitan dan kota besar secara efektif dan efisien" di Jakarta.

Izi mengatakan bahwa peralihan penumpang pada contoh kasus di tiga koridor busway TransJakarta belum mencapai target. Koridor  4 Pulo Gadung - Dukuh Atas yang beralih hanya 28,57 persen, untuk koridor 7 Kp Rambutan - Kp.Melayu hanya 26.6 persen,sedangkan koridor 8 Lebak Bulus - Harmoni hanya 22.86 persen.

Keluhan yang muncul melalui surat dari pengguna TransJakarta menunjukkan  alasan warga  enggan beralih dari kendaraan pribadi karena sarana buway  masih asal-asalan, seperti kurangnya jumlah armada, bus tidak dingin, cara pengemudian dan pengereman yang kasar sehingga penumpang terguncang -guncang bakan terpelanting.

Sementara itu Sinaga Direktur Bina Transportasi Perkotaan Kementerian Perhubungan. Elly Sinaga, mengatakan bahwa solusi untuk mengurangi kemacetan adalah bagaimana membuat public transport disukai masyarakat.

"Kita tidak bisa kita melarang adanya sepeda motor," katanya

Salah satu solusinya saat ini adalah BRT yang memiliki  kapasitas besar tapi biaya investasinya kecil.

Tujuan dari pengembangan BRT di kota-kota di Indonesia yaitu untuk memindahkan manusia dengan massal, cepat,berkualitas tinggi, aman efisien, murah.  "Dan yang terpenting bukanlah memindahkan kendaraannya," kata Elly.

Penerapan BRT di Jakarta mulai tahun 2004 dan tujuh tahun kemudian  kapasitasnya  mencapai kurang lebih 8.000 penumpang /jam/koridor. "Jumlah ini masih terbilang sangat rendah dibandingkan kesuksesan penerapan BRT di negara lain seperti kota Bogota,Kolombia," kata Elly.

Di Indonesia beberapa kota juga sudah mulai bertahap menuju sistem BRT walaupun saat ini masih beroperasi dengan system transit seperti TransJogya di Yogyakarta, Trans Pakuan di bogor, Trans metro di Bandung, Trans Semarang di Semarang,Trans Musi di Palembang,Trans metro Pekanbaru, batik Solo Trans di Surakarta.
(yud/A038)


Pewarta: Yudha Pratama Jaya
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011