Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua DPR Pramono Anung mendesak pemerintah dan PT Pertamina segera menangani serius serta sungguh-sungguh dalam upaya pemadaman kebakaran tangki bahan bakar minyak di unit pengolahan IV Cilacap, Jawa tengah.

"Seharusnya pemerintah dalam hal ini PT Pertamina segera melakukan penanganan serius, tidak terjebak kepada upaya-upaya sekedar seremonial, seperti menggunakan pakaian pemadam kebakaran dan kemudian masuk koran tidak terlalu penting," kata Wakil ketua DPR Pramono Anung di gedung DPR Senayan di Jakarta, saat ditanya soal kebakaran tangki BBM di unit pengolahan Cilacap.

Tangki BBM Unit pengolahan IV Cilacap mengalami kebakaran sejak Jumat (2/4) dan hingga saat ini belum juga berhasil di padamkan. Hingga saat ini sudah ada tiga tangki BBM yang terbakar dan dikhawatirkan akan terus merembet ke tangki-tangki lainnya.

"Yang penting adalah bagaimana yang dilakukan hal yang sungguh-sungguh untuk segera dipadamkan," kata Pramono.

Pramono menilai penanganan yang dilakukan saat ini belum dilakukan dengan maksimal. Pramono menjelaskan , kalau sebuah kilang minyak terbakar meledak, artinya ada usaha preventif untuk mengamankan kilang yang lain.

"Saya melihat begitu kilang yang satu meledak, tidak ada upaya untuk mencegah kilang yang lainnya," katanya. Pramono mengaku sangat mengetahui persoalan seperti ini karena memang menekuni bidang yang sama.

Pramono mengatakan antara kilang yang satu dengan kilang yang lain saling berhubungan. Karena itu, tambahnya, begitu yang satu mengalami kenaikan tekanan temperatur dan sebagainya, pasti yang satu juga mengalami hal yang sama.

Sementara Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan mengatakan, meski terjadi kebakaran di Pertamina Refinery Unit IV Cilacap, Jawa Tengah, namun memastikan pasokan BBM di wilayah tersebut tidak akan terganggu. Terkait hal itu, dia mengatakan, masyarakat Jawa Tengah diimbau untuk tidak panik karena persediaan BBM masih mencukupi kebutuhan.

Dalam hal ini, kata dia, stok premium masih sebanyak 90 ribu kiloliter untuk persediaan selama 33 hari dan solar sebanyak 103 kiloliter untuk 40 hari.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011