Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR Marzuki Alie menyatakan, dirinya tidak melakukan pembohongan publik terkait dengan rencana pembangunan gedung baru DPR karena semua rencana telah dirancang DPR periode lalu.

Marzuki kepada pers di Gedung DPR di Senayan Jakarta, Selasa menegaskan, kalau para anggota DPR periode 2004-2009 tidak percaya bahwa ide pembangunan itu warisan DPR lama, sebaiknya tanya kepada mantan Ketua DPR Agung Laksono.

Marzuki juga menegaskan bahwa pernyataan ini bukan tanpa data, karena semua salinan mengenai pelaksanaan proyek tersebut ada dan dirinya berjanji untuk membukanya pada Rabu (6/4).

"Mereka mengatakan saya melakukan kebohongan publik, mari kita buktikan. Saya akan buka semua dokumen yang ada mengenai rencana tersebut. Saya sudah membaca semua dokumen itu dan jelas gedung itu sudah direncanakan oleh DPR periode lalu," katanya.

Bahkan, kata Marzuki, mereka sudah menghitung biaya konstruksi dan sudah menunjuk konsultan perencanaan dan ada anggaran sebesar Rp4,2 miliar yang telah digunakan. Dengan dibukannya data itu maka akan jelas semuanya.

Dia merasa disudutkan secara sistematis. Pembelaannya terhadap rencana itu karena posisinya sebagai ketua DPR dan juru bicara DPR yang menyampaikan apa pun yang sudah menjadi keputusan lembaga.

"Ini sudah keputusan lembaga, semua anggota dalam paripurna sudah menyetujui dan saya hanya menyampaikan apa yang menjadi keputusan bersama. Ini bukan keputusan saya pribadi, masa saya bisa mempengaruhi 559 anggota lainnya, hebat benar Marzuki kalau begitu," katanya.

Ditanyakan kemungkinan dirinya dibohongi oleh jajaran kesekjenan, Marzuki mengatakan bahwa informasi yang dimilikinya bukan dari pernyataan jajaran sekjen saja, namun dari data tersebut. "Saya akan buka semuanya mulai dari nomor kontrak, nilai rupiahnya, skup pekerjaan. Jadi biarkan saja mereka menyudutkan saya dengan gerakan yang masif seperti ini," katanya.

Ketika ditanyakan mengapa gedung ini mendapatkan perhatian yang masif dari LSM, padahal ketika gedung parlemen dibangun pada era Soekarno tahun 1962, kondisi Indonesia jauh lebih buruk dari kondisi saat ini dan kemudian gedung parlemen pun bisa digunakan lebih dari 50 tahun, Marzuki pun mengingatkan bahwa hanya orang besar seperti Bung Karno yang mampu melakukan pekerjaan besar.

"Bung Karno berpikir jauh ke depan makanya dia bangun segala fasilitas ini. Gedung baru ini jika dilihat dalam rencana strategis juga berguna untuk masa datang," katanya.

Marzuki menjelaskan, para mantan anggota DPR tidak sinkron dengan realitanya di lapangan. Mereka mengatakan, prosesnya hanya sampai sayembara untuk menyusun grand design kompleks DPR, namun kenyataannya, rencana pembangunan gedung terus berlanjut dengan munculnya desain gedung baru.(*)
(T.S023/H-KWR)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011