Washington (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional menekan Eropa pada Senin untuk melakukan `stress test` (uji ketahanan) yang kredibel pada bank-banknya sehingga memulihkan kepercayaan pasar di sektor yang tegang oleh krisis utang zona euro yang mengancam pemulihan moderat.

Ekonomi zona euro diperkirakan akan tumbuh moderat 1,6 persen tahun ini dan 1,8 persen pada 2012, kata IMF dalam World Economic Outlook, sebuah peningkatan 0,1 persentase poin dari update Januari.

Namun pemulihan "bertahap dan tidak merata" dalam 17 negara zona euro, dengan pasar masih "memprihatinkan" tentang masa depan negara di bawah tekanan berkelanjutan dari investor, demikian AFP melaporkan.

"Bagi mereka apa yang dibutuhkan di tingkat kawasan euro sudah cukup, murah, dan pendanaan yang fleksibel untuk mendukung penyesuaian fiskal yang kuat, restrukturisasi perbankan, dan reformasi untuk meningkatkan daya saing serta pertumbuhan," kata IMF.

Zona euro perlu untuk memulihkan "kepercayaan yang lebih besar" di bank zona euro dengan meluncurkan "stress test ambisius dan program restrukturisasi dan rekapitalisasi," kata IMF, memperingatkan "kurangnya transparansi" tentang eksposur mereka.

"Dalam waktu dekat, berlanjutnya ketegangan di daerah euro yang lebih rentan dan bank-bank merupakan ancaman signifikan terhadap stabilitas keuangan dan pertumbuhan," kata IMF.

"Hal ini terutama disebabkan berlanjutnya pelemahan di antara lembaga keuangan di banyak negara maju di wilayah ini dan kurangnya transparansi tentang eksposur mereka," katanya.

Otoritas Perbankan Eropa (EBA) minggu lalu mengatakan, akan melakukan stres test pada 90 bank dan menerapkan kriteria ketat.

Penilaian yang dilakukan tahun lalu dikritik karena mereka memberikan sebagian besar bank -- termasuk di bailout Irlandia -- kesehatan yang bersih.

"Stress test baru yang lebih realistis, menyeluruh, dan transparan akan meningkatkan kejelasan," kata IMF. "Tapi mereka akan efektif hanya jika menempekan strategi nasional terkoordinasi untuk menangani institusi yang rentan."

Setelah membayarkan 110 miliar euro untuk Yunani dan 67,5 miliar euro untuk Irlandia tahun lalu, menteri keuangan Eropa sepakat Jumat untuk melemparkan 80 miliar euro buat Portugal sebagai imbalan untuk pemotongan belanja lebih dan peningkatan pajak.

"Pemulihan di Eropa telah memperoleh traksi, meskipun ada turbulensi keuangan baru di negara-negara sekeliling daerah euro selamatriwulan terakhir 2010," kata laporan itu.

IMF menaikkan perkiraan pertumbuhan untuk Jerman sebesar 0,3 poin menjadi 2,5 persen tahun ini dan dengan 0,1 poin menjadi 2,1 persen pada 2012.

Ekonomi Prancis akan tumbuh 1,6 persen tahun ini dan 1,8 persen pada 2012, tidak berubah dari prediksi terakhir.

Ekonomi Yunani akan menyusut 3,0 persen tahun ini tetapi bangkit kembali dengan pertumbuhan 1,1 persen pada 2012. Setelah dijuluki Celtic Tiger, Irlandia akan melihat pertumbuhan 0,5 persen pada 2011 dan 1,9 persen pada 2012.

Spanyol, ekonomi terbesar keempatzona euro yang meluncurkan pemotongan pengeluaran dan reformasi untuk menangkis kekhawatiran pihaknya akan membutuhkan bailout, akan mencatat pertumbuhan 0,8 persen tahun ini dan 1,6 persen pada 2012.

Uni Eropa mampu menahan krisis dengan "respon kebijakan yang kuat" di tingkat nasional dan tingkat Uni Eropa, termasuk reformasi, bailout Irlandia dan pembelian obligasi negara lemah di pasar sekunder oleh Bank Sentral Eropa, katanya.

Tetapi IMF mengatakan bahwa "langkah berani lebih lanjut diperlukan untuk mengamankan keberlanjutanf iskal, menyelesaikan masalah sektor perbankan, reformasi kerangka kebijakan Uni Eropa, dan mengobarkan kembali pertumbuhan."

Program penghematan diluncurkan di seluruh Eropa "secara luas" tapi beberapa rencana reformasi perlu diperkuat "dalam menghadapi meningkatnya pengeluaran pensiun dan kesehatan."

Krisis utang menyoroti perlunya zona euro untuk memperbaiki koordinasi kebijakan fiskal di kawasan 17-negara yang ekonominya sangat berbeda, kata IMF.

"Dalam banyak hal, Uni Eropa dan wilayah euro berada pada persimpangan jalan. Dukungan populer untuk euro tetap kuat, mengingat ketegangan yang diciptakan oleh sharing sovereign risks," kata laporan itu.

"Tapi kecuali ekonomi membuat lompatan kuantum menuju pendekatan kebijakan fiskal yang lebih terintegrasi dan memikul tanggung jawab bersama untuk stabilitas keuangan, dukungan untuk berbagi beban mungkin jauh lebih rendah dalam krisis di masa depan." (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011