Jakarta (ANTARA News) - Perompak Somalia yang menyandera anak buah kapal (ABK) termasuk 20 asal Indonesia harus dapat bekerja sama dengan baik bersama Indonesia sebagai sesama umat Muslim, kata anggota komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Sidarto Danusubroto di Jakarta, Jumat.

"Para pembajak harus dapat bekerja sama dengan pihak Indonesia di mana keduanya merupakan sesama umat Muslim," tegas Sidarto kepada ANTARA melalui telepon.

Kapal MV Sinar Kudus yang memiliki ABK sebanyak 31 orang termasuk 20 WNI pada 16 Maret dibajak di perairan Arab dan digiring ke wilayah perairan Somalia serta para awaknya hingga saat ini masih disandera.

Dikatakannya bahwa upaya perundingan harus tetap dilanjutkan terhadap pembebasan para sandera di mana perompak diduga mendapat dukungan dari mafia di Eropa dan Timur Tengah.

Terkait resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada 2008 dan 2011 mengenai pemberantasan perompak di perairan Somalia menurut Sidarto keduanya dilaksanakan dengan setengah hati sama seperti resolusi mengenai masalah Palestina dan Israel.

"PBB sebagai organisasi internasional harus memberikan tindakan komprehensif guna menangani seluruh kejahatan internasional yang memerlukan kerja sama antar negara dalam menuntaskan masalah tersebut," tambah Sidarto.

Saat ini letak kapal Sinar Kudus berada di perairan pantai Somalia di mana pelabuhan-pelabuhan di kawasan itu dalam kekuasaan mereka sehingga walaupun pihak militer kita mampu melakukannya hal itu harus dipikirkan secara matang, kata Sidarto.

Dikatakannya bahwa kapal yang telah digiring masuk ke perairan Somalia itu berada dalam jarak tembak dari daratan sehingga memberikan resiko yang besar bagi tindakan militer.

Sementara itu Duta Besar Somalia untuk Indonesia, Mohamud Olow Barow pada Jumat saat jumpa pers mengatakan bahwa Somalia dan Indonesia sebagai sesama negara Muslim yang besar serta hubungan persahabatan yang telah terjalin lama sangat memperhatikan masalah yang dialami Indonesia.

Somalia membantu Indonesia dengan memberikan keterangan tentang keadaan sandera dan memberikan wejangan kepada tokoh masyarakat, ulama, kepala suku serta orang tua yang mengenal para pembajak di wilayah rawan perompakan untuk memberikan nasehat kepada mereka agar tidak menyakiti sandera asal Indonesia yang bersahabat dan sesama negara Muslim terbesar.

"Kami menyampaikan melalui tokoh masyarakat, kepala suku dan pemuka agama untuk menyampaikan pesan kepada perompak agar tidak menyakiti sandera asal negara sahabat, Indonesia yang berpopulasi Muslim terbesar sama seperti Somalia," tegas Barow.

Dikatakannya bahwa walaupun mereka melakukan tindakan kriminal, mereka masih mendengarkan nasehat kepala suku, orang tua dan tokoh masyarakat sehingga pemerintah dapat berhubungan dengan mereka.

Pemerintah Somalia menyarankan Indonesia untuk mengirimkan perunding yang profesional kepada perompak agar semuanya dapat berjalan dengan baik.

Menurutnya, perompakan itu tidak saja mengganggu ketenangan masyarakat internasional melainkan juga mengganggu keadaan ekonomi Somalia sebab tidak ada kapal yang ingin merapat di Somalia dalam mengirimkan barang dagangan.

"Pihak yang paling terganggu tidak hanya berasal dari luar negeri tetapi juga ekonomi warga Somalia karena adanya perompakan yang menyebabkan terganggunya jalur kapal ke Somalia yang membawa Logistik dan barang dagang," jelas Dubes.

Pemerintah Somalia pun telah melakukan tindakan terhadap para perompak, terbukti dengan penahan sekitar 500 perompak di penjara di Somalia, tegas Barow.

"Solusi paling bagus hanya satu yaitu perkuat Angkatan Laut Somalia dari darat agar dapat melakukan patroli dan memberikan pelatihan penjagaan kepada mereka," kata Dubes.(*)

(T.KR-BPY/A/H-RN)

(T.KR-BPY/A/H-RN/H-RN) 15-04-2011 20:03:58

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011