Pamekasan (ANTARA News) - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pamekasan, Madura, Jawa Timur mengecam tindakan bom bunuh diri di Masjid Markas Kepolisian Resor Kota (Mapolresta) Cirebon, Jawa Barat, Jumat.

Ketua HMI cabang Pamekasan Imamul Muhaimin menyatakan, tindakan bom bunuh diri yang terjadi di Cirebon tersebut menunjukkan bahwa pelaku teror bom masih berkeliaran di negeri ini yang tidak terpantau oleh pihak intelijen.

"Kami sangat menyesalkan kejadian dan meminta aktor intelektual dari pelaku bom bunuh diri tersebut segera ditangkap," kata Imamul Muhaimin kepada ANTARA, Jumat malam.

Imam mendesak polisi bisa mengungkap jaringan teror bom bunuh diri tersebut, sehingga ke depan masyarakat tidak akan diresahkan lagi dengan aksi-aksi yang tidak bertanggung jawab.

Ledakan bom bunuh diri terjadi di masjid Attaqwa dalam kompleks Markas Kepolisian Resor Kota (Mapolresta) Cirebon, Jawa Barat, menjelang ibadah shalat Jumat dimulai.

Sebanyak 28 orang yang kebanyakan anggota polisi yang hendak menunaikan shalat Jumat di masjid itu menderita luka-luka akibat ledakan bom bunuh diri itu, termasuk Kapolresta Cirebon, AKBP Herukoco.

Menurut Imamul Muhaimin, kasus teror bom ini sebenarnya sudah lama terjadi di Indonesia. Namun karena pengusutan jaringan pelaku pengeboman tidak tuntas, maka hingga kini masih saja terjadi.

"Yang utama perlu dilakukan polisi menurut hemat saya adalah mengusut aktor intelektual dalam kasus ini. Selama ini belum tertangkap, maka akan ada saja kasus pengeboman di negeri ini," katanya menambahkan.  (ZIZ/Z002/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011