"Jadi, ada kok untuk menyalurkan bakat kalau senangnya berkelahi atau bertinju seperti itu. Tapi, ada aturannya bukan sembarangan, bukan main belakang, tusuk sana, tusuk sini. Tidak baik itu."
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengimbau generasi muda Indonesia untuk bergabung dengan olahraga beladiri atau tinju dari pada sekadar berkelahi atau tawuran di jalanan.

"Bagi putra putri bangsa yang hobinya berkelahi masuk bela diri, tinju, jangan berkelahi di kota, tawuran, kampung menyerang kampung, itu tidak ksatria, itu tidak ada pahala," kata Presiden Yudhoyono dalam acara tatap muka dengan dua petinju berprestasi di halaman tengah Istana Negara, Rabu siang.

Menurut Presiden, jika aktif dalam olahraga bela diri atau tinju apalagi mampu berlaga di tingkat internasional maka justru mengharumkan bangsa.

"Jadi, ada kok untuk menyalurkan bakat kalau senangnya berkelahi atau bertinju seperti itu. Tapi, ada aturannya bukan sembarangan, bukan main belakang, tusuk sana, tusuk sini. Tidak baik itu," katanya.

Melalui olahraga, kata Presiden, bakat dan hobi berkelahi bisa disalurkan secara ksatria dan sportif.

Pada kesempatan itu Kepala Negara juga mengapresiasi keberhasilan Chris John dan M Rachman dalam mempertahankan dan merebut juara dunia di kelasnya masing-masing di usia yang telah di atas kepala tiga.

Presiden menilai hal itu membuktikan jika usia tidak menghalangi sesorang untuk berprestasi.

"Kalau semangatnya tinggi, ternyata usia tidak menjadi halangan seseorang berprestasi. Tidak boleh dikotomikan satu dengan lain karena usia, semua berprestasi," katanya.

Chris John yang berusia 31 tahun telah 14 kali mempertahankan gelar juara dunianya sejak 2003.

Sementara itu, M Rachman yang telah berusia 39 tahun baru-baru ini merebut gelar juara dunia tinju kelas terbang mini dari petinju Thailand.

Pada kesempatan itu, Chris John menceritakan mengenai pertandingan terakhirnya melawan Daud "Cino" Yordan pekan lalu.

Petinju itu mengaku jika kemenangan angkanya atas Daud semata-mata karena dirinya lebih berpengalaman.

Ia juga berharap agar lebih banyak promotor di Indonesia sehingga olahraga tinju dapat lebih hidup.

Sementara itu M Rachman meminta agar pemerintah terus memberikan dukungan bagi para petinju nasional, terutama yang akan bertanding di luar negeri.

Ia mengaku ketika berangkat ke Thailand, timnya hanya terdiri dari empat orang.

"Sewaktu ke Thailand kemarin saya kurang dukungan, saya berangkat dari Blitar hanya berdua,.kemudian didampingi dua orang lagi dari Jakarta," katanya.

Acara yang berlangsung kurang dari satu jam itu ditutup dengan sesi foto bersama di depan Istana Merdeka.(T.G003/D011)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011