Jakarta (ANTARA) - Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) mengungkapkan berbagai kejadian yang dihadapi tim nasional Elite Indonesia saat bertanding pada Kualifikasi Piala Dunia FIBA 2023 melawan Lebanon di di Zouk Mikael Arena, Lebanon, beberapa waktu lalu.

Salah satunya adalah ketika Lester Prosper, dinyatakan positif saat kedatangan di Lebanon. Absennya Lester membuat timnas kurang bisa membendung serangan di bawah ring pemain Lebanon.

Namun, Ketua Umum Perbasi Danny Kosasih tidak ingin memakai hal itu sebagai alasan Indonesia kalah.

"Next time kita harus lebih hati-hati evaluasi untuk tes itu semua. Kita juga berharap kalau Pak Fareza nanti ke luar negeri lagi harus bawa tim dokter yang bisa mengawasi itu semua, sehingga kita tidak merasa dipermainkan," ujar Danny dalam konferensi pers virtual, Minggu.

Baca juga: 12 pemain dibawa ke kualifikasi Piala Dunia FIBA 2023 di Lebanon

Manajer Timnas Elite Indonesia, Maulana Fareza Tamrella, menjelaskan terkait hasil positif Lester menjelang pertandingan melawan Lebanon. Sebelumnya, Lester dinyatakan negatif COVID-19 saat tes usap akan terbang dari Amerika Serikat ke Lebanon.

"Kami semua berangkat ke Lebanon, dengan hasil yang baik. Dalam arti 23 orang berangkat ke Lebanon semuanya PCR-nya negatif namun ada hal-hal non teknis yang terjadi di Lebanon kalau kami bisa katakan detail adalah terjadi ke Lester khususnya," kata Fareza.

Lebih detil Fareza menjelaskan bahwa pada saat mendarat di bandara Lester dinyatakan positif. Setelah itu, sesuai aturan FIBA, dilakukan kembali tes PCR dengan hasil positif.

Namun, untuk memastikan kondisi center jangkung dengan tinggi 2,09 meter itu dites usap lagi di laboratorium rekomendasi kedutaan, yang menunjukkan hasil negatif.

Sesuai regulasi WHO juga protokol kesehatan FIBA bahwa diperlukan satu kali tes negatif agar pemain yang bersangkutan bisa bertanding.

"Kami berinisiatif meminta bantuan ke KBRI untuk mencarikan lab di mana dari KBRI dua hari berturut-turut dilakukan tes itu negatif, dan setelah itu pada saat pertandingan dites lagi dengan lab yang berbeda dinyatakan positif lagi, sehingga pertimbangan FIBA adalah dia tidak bisa menerima lab yang bukan direkomendasikan," ujar Fareza.

"Sementara dari kami, kami pasti akan mencari alternatif lainnya untuk memastikan apakah ini error atau lainnya."

Baca juga: Kekalahan telak tandai debut Indonesia di kualifikasi Piala Dunia FIBA

Untuk pertandingan kedua, permasalahan yang sama kembali muncul atas Lester sehingga tidak bisa membela Indonesia. Dikarenakan hasil tes PCR terakhir Lester dinyatakan positif, maka untuk pertandingan 29 November 2021 Lester kembali harus melakukan dua kali tes PCR dan harus menunjukkan hasil negatif.

Walaupun tes pertama dari pertandingan kedua tanggal 28 November pukul 12.05 waktu setempat menunjukkan hasil negatif, namun tes kedua pada 29 November, menjelang pertandingan, hasil tes PCR Lester menunjukkan hasil positif.

"Kita inisiatif untuk melakukan PCR pribadi secara enam kali dan hasilnya negatif semua. Dalam arti Lester memiliki sembilan hasil negatif, namun pada pertimbangan game day, lab itu tidak diambil oleh FIBA, Lester terkena health protocol yang di mana hal tersebut tidak memungkinkan untuk Lester bermain," kata Fareza.

"Hal tersebut kami sudah komunikasikan, kami sudah melakukan protes namun kembali lagi kami menghargai keputusan pada akhirnya di FIBA dan kami mengikuti keputusan tersebut."

Selanjutnya, sebelum kembali ke Jakarta, Fareza menjelaskan seluruh anggota tim delegasi harus menjalani tes usap lagi. Hampir seluruh pemain dan ofisial mendapatkan hasil negatif, kecuali Andhakara Prastawa dan Endang Muchlisin, masseur dari timnas. Saat ini dua nama tersebut masih menjalani karantina di Lebanon.

Jika sudah dinyatakan negatif, mereka akan segera kembali ke Jakarta. Timnas Elite Indonesia akan kembali bersiap menatap window kedua melawan Arab Saudi dan Jordania pada Februari 2022.

Baca juga: Indonesia kalah lagi dari Lebanon pada kualifikasi Piala Dunia FIBA

Insiden lagu kebangsaan
Tidak hanya soal Lester yang tidak dapat memperkuat timnas, terdapat kejadian lain yang membuat pemain tidak nyaman, yaitu lagu kebangsaan Indonesia Raya yang tidak diputar secara penuh saat pertandingan.

"Ketika lagu Indonesia Raya hanya dimainkan sampai belum setengah sudah diselesaikan dan jujur malam itu ada dua tiga pemain telpon merasa marah, saya bilang ya sudah jangan dimasukkan dalam hati," kata Danny.

Danny mengatakan Perbasi kemudian menyampaikan surat protes segera setelah kejadian itu.

"Ini seharusnya harus FIBA sadari agar tidak terulang seperti itu. Negara lain pun kalau main di Indonesia kalau seperti itu juga pasti tidak akan nyaman... Pasti orang kalau dipermainkan soal lagu kebangsaannya pasti merasa tidak nyaman," kata Danny.


TC di Las Vegas
Sebelum bertolak ke Lebanon, timnas melakukan training camp (TC) di Las Vegas, Amerika Serikat. Hal itu telah dilakukan saat persiapan Asian Games 2018, hanya tempatnya saja bergeser dari Los Angeles ke Las Vegas.

TC di Las Vegas dilakukan sejak 6 November hingga waktu pemberangkatan ke Lebanon pada 22 November. TC di Amerika menjadi pilihan karena menyesuaikan kebutuhan dalam persiapan melawan Lebanon pada 27 dan 29 November 2021.

"Ketika di-meetingkan bersama kami memutuskan untuk mengambil Amerika karena Amerika tidak terlalu sulit untuk mencari sparing yang kuat dan ketika masuk dalam Amerika tidak terlalu banyak masalah yang dituntut dari pemerintah mereka," kata Danny.

"Kalau kita ke negara lain kita sudah harus isolasi mandiri waktunya akan habis dan tidak ada lawan tanding yang bisa kita harapkan, maka kita putuskan ke Amerika pada saat itu, memang itu keputusan bersama kita."

Baca juga: Perbasi jelaskan alasan pilih AS jadi lokasi TC timnas basket putra

Di Las Vegas, timnas bekerja sama dengan Impact Basketball. Impact Basketball inilah yang memfasilitasi timnas uji tanding selama di Las Vegas.

Kepentingan timnas dalam uji tanding terpenuhi dengan didatangkan lawan tim dengan materi pemain G-League dan mantan NBA Allstar DeMarcus Cousins.

"Tujuan utama kami memang lebih ke arah mencari lawan tanding yang lebih mumpuni yang tidak bisa kita dapatkan di Indonesia apabila training camp," kata Fareza.

"Hal tersebut bisa mempersiapkan kami melawan tim Lebanon yang secara notabene memang di atas kami dan lebih physical mainnya sehingga pemain kami memiliki persiapan."

Window pertama Kualifikasi FIBA World C 2023 sudah dilalui Timnas Elite Indonesia. Dua kali melawan Lebanon, dua kali kekalahan didapat Indonesia Patriot dalam pertandingan penyisihan Grup Cyang digelar di Zouk Mikael Arena, Lebanon. Dipaksa menyerah 38-96 di pertemuan pertama, timnas Indonesia takluk 64-110 pada laga kedua.

Hasil itu membuat Indonesia berada di posisi keempat Grup C dengan poin dua. Sementara Lebanon melejit di puncak klasemen dengan empat angka. Sedangkan Arab Saudi dan Jordania berada di urutan kedua dan ketiga dengan masing raihan tiga poin.

Baca juga: Pelatih ungkap penyebab kekalahan timnas basket Indonesia dari Lebanon
Baca juga: Demi Piala Dunia FIBA 2023, Perbasi dorong upaya naturalisasi
Baca juga: Indonesia bisa lolos secara kompetitif ke Piala Dunia FIBA 2023

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2021