Jakarta (ANTARA News) - Para pemimpin Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menyepakati usulan Indonesia terkait dengan tiga Pernyataan Bersama Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-18 ASEAN.

Menurut keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI di Jakarta, Minggu, ketiga Pernyataan Bersama itu adalah pertama, Pernyataan Bersama mengenai "ASEAN Community in a Global Community of Nations" (Komunitas ASEAN dalam Komunitas Global Negara-Negara).

Kedua, "Joint Statement on Establishment of an ASEAN Institute for Peace and Reconciliation" (Pernyataan Bersama mengenai Pembentukan Institut Perdamaian dan Rekonsiliasi ASEAN) dan ketiga adalah "Joint Statement in Enhancing Cooperation Against Trafficking in Persons in South East Asia" (Pernyataan Bersama mengenai Peningkatan Kerjasama Melawan Penyelundupan Manusia di Asia Tenggara).

Selain menyepakati ketiga dokumen Pernyataan Bersama tersebut, para pemimpin ASEAN dalam sidang pleno KTT ke-18 ASEAN juga membahas status implementasi dari cetak biru tiga komunitas ASEAN serta perkembangan implementasi Piagam ASEAN.

Sejumlah isu strategis lain yang juga dibahas oleh para pemimpin ASEAN adalah pemajuan dan perlindungan hak-hak pekerja migran, penanggulangan pembajakan di laut, penanggulangan kejahatan terorisme, serta meningkatkan kerjasama dalam kerangka Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN, Forum Kawasan ASEAN (ARF) dan East Asia Summit (EAS).

Dalam bidang ekonomi, para pemimpin ASEAN membahas peningkatan kerjasama dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan dan ketahanan energi ASEAN antara lain melalui implementasi cadangan pangan ASEAN+3, pelaksanaan kerjasama produksi pangan yang terintegrasi, pelaksanaan penelitian dan pengembangan untuk pangan.

Sementara itu dalam bidang sosial budaya, para pemimpin ASEAN sepakat untuk mempercepat berfungsinya AHA Center (ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management) yang merupakan Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan bagi Penanganan Bencana yang berkedudukan di Jakarta.

Para Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN juga untuk pertama kalinya membahas secara intensif status implementasi dari Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC) yang telah disepakati pada KTT ke-17 ASEAN di Hanoi pada 2010 serta meminta kepada Komite Koordinasi Konektivitas ASEAN (ACCC) untuk mempercepat realisasi MPAC termasuk mempercepat pembentukan dana infrastruktur ASEAN.

KTT ke-18 ASEAN diselenggarakan di Jakarta, 7-8 Mei dan dihadiri oleh Sultan Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah Mu`izzaddin Waddaulah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Perdana Menteri Laos Thongsing Thammavong, dan Perdana Menteri Malaysia Dato` Sri Mohd Najib bin Tun Abdul Razak.

Selain itu, Perdana Menteri Myanmar Thein Sein, Presiden Filipina Benigno S. Aquino III, Senior Minister Singapura S. Jayakumar yang mewakili Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva, dan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung.

PM Singapura, Lee Hsien Loong, tidak dapat hadir karena pemilihan umum di dalam negerinya.
(Tz.G003*F008*D013)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011