Washington (ANTARA News) - Presiden AS Barack Obama menekan Pakistan agar menyelidiki bagaimana Osama bin Laden sampai bisa tinggal selama bertahun tahun tanpa sepengetahuan militernya, menyatakan dia pasti mempunyai semacam jaringan pendukung.

Di bawah tekanan yang meningkat baik dari Washington maupun rakyatnya sendiri, Perdana Menteri Pakistan Yousuf Raza Gilani akan berbicara di depan parlemen negara itu Senin mengenai operasi AS yang menewaskan bin Laden minggu lalu, demikian AFP melaporkan.

Gedung Putih juga meminta Islamabad untuk membantu mengatasi kecurigaan yang meningkat lewat pemberian akses kepada para penyelidik AS terhadap tiga janda bin Laden yang ditahan di Pakistan yang kemungkinan memiliki informasi vital tentang Al-Qaeda.

"Kami kira ada semacam jaringan pendukung untuk bin Laden di Pakistan," kata Obama, menunjuk masalah itu untuk pertama kalinya, pada acara CBS "60 Minutes".

"Namun kami tidak tahu siapa atau apa jaringan pendukung tersebut. Kami tidak tahu apakah kemungkinan sejumlah orang di dalam pemerintahan, orang di luar pemerintahan dan itulah yang harus kita selidiki dan, lebih penting lagi, pemerintah Pakistan harus melakukan investigasi."

Satu minggu sesudah tim elit Navy SEAL terbang memasuki Pakistan yang nampaknya secara tak terdeteksi, membunuh pemimpin Al-Qaeda dan menyita harta karun koleksi dokumen berharga dan file komputer, para pejabat senior AS mengatakan mereka tidak memiliki bukti Islamabad mengetahui persembunyiannya.

Namun kenyataan bahwa bin Laden "jelas bersembunyi" seperti yang digambarkan Gedung Putih, di sebuah kota garnisun kurang dari satu mil dari akademi militer penting dan hanya 35 mil (56 kilometer) dari Islamabad, telah membuat hubungan sangat tegang.

Anggota-anggota parlemen AS yang marah menyatakan kecurigaan mereka bahwa elemen-elemen dinas intelijen militer Pakistan semestinya mengetahui keberadaannya, dan menuntut Amerika menghentikan bantuan yang bernilai miliaran dolar.

Sama halnya, rakyat Pakistan dengan marah mempertanyakan apakah militer mereka sedemikian tidak kompetennya untuk mengetahui keberadaan bin Laden atau, lebih jelek lagi, berkonspirasi untuk melindunginya, sementara secara bersamaan mengutuk impunitas serangan Amerika.

Malapetaka tiba-tiba tersebut sangat mempermalukan keberadaan militer Pakistan yang kuat, dan kepemimpinan sipil Islamabad menjadi gontai.

Seorang pejabat pemerintah mengatakan kepada AFP bahwa Gilani akan berpidato di depan majelis rendah parlemen dan "meminta bangsa agar percaya" pada operasi 2 Mei di Abbottabad.

"Gilani akan berbicara secara mendetail tentang berbagai aspek operasi tersebut, pengorbanan Pakistan dalam perang melawan terorisme dan strategi mendatang untuk mengatasi ancaman tersebut," kata pejabat tersebut.

Partai oposisi utama, Liga Muslim Pakistan (PML-Nawaz), mengatakan pihaknya akan "bereaksi dengan keras jika kami sampai pada kesimpulan bahwa pidato tersebut tidak lebih daripada omong kosong," kata juru bicara Siddiqul Farooq kepada AFP.

Militer Pakistan membantah tuduhan ini, menuntut Amerika Serikat mengurangi keberadaan tentaranya di negara tersebut hingga "minimum" dan mengancam untuk meninjau kembali kerjasama jika serangan unilateral lain dilakukan.

Selama satu dasa warsa, Islamabad menjadi sekutu berhati-hati Amerika dalam perang Afghanistan, meski penentangan umum meluas dan serangan bom militan ke seluruh negeri bersenjatakan nuklir telah membunuh beberapa ribu orang.

Namun Pakistan tidak pernah sepenuhnya dipercaya baik oleh Kabul maupun Washington, yang menuduh militernya yang kuat membina Taliban Afghanistan secara besar-besaran selama perlawanan terhadap pendudukan Soviet atas Afghanistan pada 1980-an.

Dalam wawancaranya, yang disiarkan Minggu, Obama menolak kemungkinan aksi lebih jauh, dengan mengatakan bahwa data rampasan besar yang dikumpulkan dari bangunan bin Laden dapat mengarah kepada figur-figur Al-Qaeda lain.

"Kami memiliki kesempatan untuk, saya pikir, sungguh-sungguh memberi pukulan mematikan terhadap organisasi ini, jika kami menuntaskan secara agresif dalam bulan-bulan mendatang," katanya.

"Kami mengantisipasi bahwa data itu akan memberi kami petunjuk kepada para teroris lain yang telah lama kami cari, target bernilai tinggi lain."


Ayman al-Zawahiri

Penasehat Keamanan Nasional Gedung Putih Tom Donilon mengatakan Amerika Serikat memokuskan perhatiannya kepada deputi lama bin Laden, orang Mesir Ayman al-Zawahiri.

"Zawahiri akan menjadi teroris nomor satu berikutnya yang kami cari di dunia," katanya.

Dikabarkan terakhir kelihatan pada Oktober 2001 di Afghanistan bagian timur, dekat dengan wilayah suku tanpa hukum sepanjang perbatasan Pakistan, Zawahiri telah menyiarkan sejumlah video dari persembunyian, menyerukan perang melawan Barat.

Donilon mengatakan dalam program "Meet The Press" NBC bahwa CIA menggambarkan rampasan intelijen dari serangan bin Laden seukuran "perpustakaan kolese kecil."

Dia mengatakan bahwa "titik awal yang bagus" bagi Islamabad untuk memperbaiki hubungan adalah dengan memberikan akses langsung kepada para janda bin Laden yang ditahan.

"Mereka menahan seluruh non kombatan dari bangunan itu, termasuk tiga janda Osama bin Laden," katanya kepada ABC.

Washington belum diberi akses, kata Donilon, namun "kami belum juga diberitahu kami tidak mendapatkannya pada tahap ini. Kami pasti akan mendesak dengan sangat keras menyangkut hal ini."

Para pejabat keamanan Pakistan mengatakan istri bin Laden asal Yaman, yang ditembak kakinya selama penyerangan, sedang menjalani perawatan medis dan interogasi di Pakistan bersama dengan 15 sanak saudara lainnya, kebanyakan anak-anak.

"Dia mengatakan dalam bahasa Arab bahwa bin Laden dan keluarganya tinggal di bangunan ini selama lima tahun terakhir dan dia tidak pernah meninggalkan bangunan tersebut," kata salah seorang pejabat, yang berbicara dengan syarat anonim.

Duta besar Pakistan untuk Washington Husain Haqqani mengakui "ada kebocoran sehingga segalanya gagal" dan mengatakan "Pakistan akan menginvestigasi," namun dia menekankan para pejabat tidak menyadari bahwa bin Laden bersembunyi begitu dekat.

"Jika ada anggota pemerintahan Pakistan, militer Pakistan, atau dinas intelijen Pakistan mengetahui dimana Osama bin Laden berada, kami pasti sudah mengambil tindakan," katanya kepada ABC.

Al-Qaeda telah mengakui kematian bin Laden -- dan bersumpah akan membalas dendam terhadap kematiannya -- tetapi tidak ada penerus yang diumumkan dan perdebatan kini berputar menyangkut siapa yang mungkin mengambil kepemimpinan atas jaringan teror tersebut.

Dalam pita audio terakhir bin Laden yang direkamnya sebelum dibunuh, dia memperingatkan tidak ada keamanan bagi Amerika Serikat sampai bangsa Palestina dibiarkan hidup aman, sebuah website Islamis melaporkan Minggu. (ANT/K004)

Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011