Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi V DPR RI Mahyudin Said mempertanyakan adanya perbedaan harga terkait pembelian pesawat Merpati MA-60.

"Harga dasarnya 1 pesawat Merpati adalah 11,2 juta dolar AS. Tapi kok dibeli dengan harga 14 juta dolar AS. Ada apa itu?" tanya Mahyudin di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu.

Ia menenggarai, adanya perbedaan harga pasar dengan yang dibeli terlihat janggal dan ada sesuatu dibalik itu.

"Saya mendengar kabar, pembelian pesawat Merpati itu ada 'brokernya'. Siapa brokernya, harus diusut dan diselidiki tuntas," kata politisi Golkar itu.

Pasca kecelakaan pesawat Merpati di Kaimana, dirinya mengatakan, Komisi V akan memanggil semua pihak yang terkait dengan Merpati seperti Menteri BUMN, Menteri Perhubungan, Dirjen Hubungan Udara dan pihak Merpati sendiri.

"Dari hasil itulah bisa disimpulkan langkah apa saja yang perlu dilakukan terhadap Merpati Nusantara Airline. Apakah izinya terbangnya dicabut atau bagaimana. Kalau sekarang ini, terlalu dini untuk menjustifikasi Merpati. Kita tunggulah," kata dia.

Ia menyebutkan, saat dirinya menjadi ketua Panja Privatisasi BUMN, Panja telah merekomendasikan agar Merpati Nusantara Airline tersebut dilikuidasi.

"Karena perusahaan tersebut sudah tidak layak lagi dilakukan restrukturisasi dan utangnya sangat banyak. Tapi tahun 2007, pemerintah memberikan dana segar Rp450 miliar bagi Merpati," kata Mahyudin.(*)
(Zul/R009)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011