Pekanbaru (ANTARA News) - Puluhan mahasiswa melakukan aksi penyegelan terhadap rumah dinas Gubernur Riau Rusli Zainal, karena rumah milik negara itu diduga telah menjadi tempat konsolidasi pemenangan isteri gubernur yang maju menjadi calon walikota Pekanbaru.

Para mahasiswa yang tergabung dalam Satuan Mahasiswa Pemuda Pancasila (Satma PP) Kota Pekanbaru itu melakukan aksinya dengan mengikat spanduk putih berukuran besar ke pagar pintu masuk rumah dinas gubernur Riau, di Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Kamis.

Aksi itu sendiri berlangsung damai, namun mendapat pengawalan yang ketat dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang berjaga di dalam pagar serta aparat kepolisian setempat yang berada di luar rumah dinas gubernur Riau.

Dalam orasinya, mahasiswa mengecam penggunaan fasilitas negara digunakan untuk memenangkan isteri gubernur Riau, Septina Primawati Rusli yang maju sebagai calon Walikota Pekanbaru berpasangan dengan Erizal Muluk sebagai wakil pada Pilkada Kota Pekanbaru yang digelar 18 Mei 2011.

"Rumah dinas bukan dijadikan sebagai tempat ajang pemenangan isteri, melainkan fasilitas yang dimandatkan negara untuk dijaga. Seharusnya rumah itu dijauhkan dari berbagai kepentingan politik seperti Pilkada Pekanbaru," ujar Koordinator Lapangan Satma PP Kota Pekanbaru, Dody Fernando.

Selain itu, mahasiswa juga mengecam tindakan Gubernur Riau Rusli Zainal yang dinilai telah melakukan intervensi terhadap para pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau untuk memenangkan isterinya menjadi walikota Pekanbaru.

Kondisi itu ditandai dengan banyaknya baliho berukuran raksasa yang hanya bergambar gubernur Riau dan isterinya terpampang di depan kantor-kantor dinas yang dinilai sebagai bentuk kampanye pemenangan di Pilkada Pekanbaru.

Pemakaian mobil-mobil dinas pejabat di lingkungan Pemerintah Prov Riau, dan tenaga honorer yang digaji dari APBD Provinsi Riau ketika Septina Priwati Rusli melakukan kampanye juga tak luput dari kecaman Satma PP Kota Pekanbaru.

"Seharusnya yang dipajang itu adalah foto gubernur dengan wakil, atau gubernur dengan kepala dinas. Bukan gubernur dengan istri, sebab seorang isteri berada diluar pemerintah," teriak mahasiswa dalam aksinya itu.

Usai melakukan aksinya itu, para mahasiswa kemudian membubarkan diri dengan meninggalkan lokasi rumah dinas gubernur Riau.

Beberapa saat kemudian, sejumlah petugas Satpol PP menanggalkan spanduk putih berukuran besar yang sempat diikat di pagar pintu masuk sebagai bentuk protes atas penggunaan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011