Situasi bisa memburuk jika masyarakat mengabaikan prokes, sebab pandemi belum mencapai fase terkendali yang masuk kategori level satu atau dua Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Jakarta (ANTARA) - Epidemiolog Universitas Griffith, Australia Dicky Budiman mengemukakan patuh pada protokol kesehatan (prokes) dapat menghindari seseorang dari risiko penularan varian terbaru COVID-19 Omicron yang saat ini telah muncul di Indonesia.

"Tidak usah terkejut, tidak usah panik. tidak usah kita juga berlebihan menyikapi ini. Tapi yang perlu dilakukan adalah keseriusan merespons situasi Omicron ini," katanya saat dikonfirmasi dari Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan situasi bisa memburuk jika masyarakat mengabaikan prokes, sebab pandemi belum mencapai fase terkendali yang masuk kategori level satu atau dua Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Artinya masih rawan,” katanya.

Ia berpendapat idealnya masyarakat tidak bepergian keluar kota atau melakukan perjalanan ke luar negeri saat periode Natal dan Tahun Baru.

Walaupun PPKM Level 3 batal diterapkan di seluruh Indonesia, katanya, tapi pengetatan dan pembatasan mobilitas diperlukan dalam upaya mitigasi.

Selain itu, masyarakat yang bepergian juga harus sudah divaksinasi dosis penuh. “Entah sudah divaksin maupun sudah terinfeksi, tapi itu bukan berati aman. Tapi itu memberi kita lebih banyak waktu mempersiapkan diri," katanya.

Ia mengatakan Omicron lebih bersifat mengancam dari varian Delta. Data terakhir menunjukan bahwa potensi penularan Omicron jauh lebih cepat dari setara 70 kali kemampuan replikasi di saluran napas.

Dicky Budiman  mendorong fasilitas kesehatan harus segera dipersiapkan secara optimal, selain itu vaksin penguat atau booster juga perlu disegerakan.

Menkes Budi Gunadi Sadikin telah mengonfirmasi kasus Omicron terjadi di Indonesia. Seorang petugas kebersihan di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) berinisial N dilaporkan positif terjangkit COVID-19 jenis Omicron berdasarkan laporan pemeriksaan genom sekuensing pada 15 Desember 2021.

Kemenkes juga mendeteksi lima kasus probable Omicron yang melibatkan pelaku perjalanan internasional dari warga negara Indonesia serta asing. Dua kasus dialami WNI yang baru kembali dari Amerika Serikat dan Inggris.

Keduanya sedang menjalani isolasi di Wisma Atlet. Tiga kasus probable lainnya WNA asal China yang berkunjung ke Manado dan sekarang dikarantina di Manado.

"Sekarang lacak setidaknya satu minggu terakhir yang keluar dari fasilitas karantina ini ke mana saja. Cari tahu, kalau bisa dilakukan pengamatan karantina tambahan di rumahnya lebih bagus," demikian Budai Gunadi Sadikin.

#ingatpesanibu
#sudahvaksintetap3m
#vaksinmelindungikitasemua
​​​​​​​
Baca juga: Kasus Omicron pertama di Indonesia terjadi di Wisma Atlet Jakarta

Baca juga: Kemenkes deteksi lima kasus probable Omicron di Indonesia

Baca juga: Menkes imbau masyarakat tidak lakukan perjalanan ke luar negeri

Baca juga: Menkes imbau masyarakat sikapi Omicron dengan waspada dan taat prokes

 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021