Untuk Kubu Raya, sistem informasi geospasial yang dilakukan di sini sudah jauh lebih baik dan memiliki atribut terlengkap
Pontianak (ANTARA) - Badan Informasi Geospasial (BIG) segera menjadikan Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat sebagai percontohan bagi daerah lain dalam penerapan sistem informasi geospasial.

"Memang sudah ada 80 persen daerah di Indonesia yang menerapkan sistem informasi geospasial, namun sebagian besar baru berupa data dasar. Untuk Kubu Raya, sistem informasi geospasial yang dilakukan di sini sudah jauh lebih baik dan memiliki atribut terlengkap di antara kabupaten/kota lainnya di Indonesia," kata Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Muh. Aris Marfai saat berkunjung ke Kubu Raya, Jumat.

Baca juga: BIG terbitkan gazeter untuk daftar nama rupabumi Indonesia

Menurut Aris Marfai, informasi geospasil sangat diperlukan untuk proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, namun berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 27 Tahun 2014 tentang Jaringan Informasi Geospasial Nasional itu harus memiliki simpul jaringan.

"Dari mayoritas daerah yang sudah memiliki simpul jaringan sudah ada yang sangat maju dengan data infrastruktur yang sangat bagus, kelembagaannya yang sudah tertata, regulasinya dan SDM nya yang sudah ada dan teknologi yang sudah standard digunakan. Dari lima pilar yang sudah komplit itu hanya ada di Kabupaten Kubu Raya," tuturnya.

Baca juga: BIG tetapkan 10 wilayah di Bogor berpotensi tinggi tanah bergerak

Ia menilai jaringan informasi geospasial Kabupaten Kubu Raya sudah melakukan pendataan yang detail sampai dengan Kepala Keluarga (KK), by name and by adress.

Menurut dia, hal ini mendukung untuk berbagai kemudahan dalam tata kelola pemerintahan. "Jaringan informasi geospasial di Kabupaten Kubu Raya ini sangat menarik karena Sistem Informasi Geospasial yang dilakukan ini baru berusia 8 bulan namun atributnya sudah sangat lengkap," katanya.

Baca juga: Anggota Komisi VII DPR RI dorong pembuatan peta desa definitif

Untuk itu, Pemkab Kubu Raya harus lebih menggenjot dan melengkapi lagi datanya yang sekarang sudah mencapai lebih dari 80 persen dan pihaknya dari BIG akan mendukung ini dengan peningkatan kemampuan pengetahuan dan keterampilan tenaga penggerak informasi geospasial desa agar lebih optimal.

"Ke depan, banyak sekali data yang bisa diintegrasikan dari data tabuler ke data informasi geospasial. Misalnya data terkait dengan kependudukan, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Semua itu memerlukan software yang mumpuni dan server yang bagus. Jadi kami dari BIG akan mendukung dan menunjang hal itu," katanya.

Baca juga: BIG : 10 kecamatan di Bogor berpotensi tinggi bencana pergeseran tanah

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021