"Jangan lengah, jangan kendor, tetap praktikkan dengan ketat agar varian baru apapun yang datang tetap tidak akan bisa masuk ke ranah komunitas, tidak menular cepat dan tidak merenggut nyawa lagi," ujar Reisa dalam konferensi pers virtual yang diikuti dari Jakarta, Jumat.
Reisa mengatakan bahwa protokol kesehatan yang ketat dan vaksinasi masih menjadi salah satu cara untuk menyelamatkan nyawa.
Hal itu perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kembali peningkatan kasus seperti pertengahan 2021 saat Indonesia memiliki jumlah kasus yang masif.
Baca juga: Jubir: Pengelola gedung diminta terapkan check in PeduliLindungi
Baca juga: Reisa: Tingkatkan kembali vaksinasi dengan sasar orang belum tervaksin
Pantauan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 terhadap 4,3 juta orang di 630 ribu titik di seluruh Indonesia memperlihatkan kepatuhan bermasker pada November dan Desember 2021 masih berada di atas 90 persen.
Jelang Natal 2021 dan tahun baru 2022, Reisa mendorong agar kepatuhan terhadap protokol kesehatan itu tetap dijalankan untuk mempertahankan kondisi di mana kasus COVID-19 terus melandai.
"Di penutup tahun ini, bapak, ibu dan saudara, saudari sekalian tetaplah semangat untuk menggunakan masker, tetaplah rajin untuk mencuci tangan, tetaplah perhatikan dan jaga jarak aman dengan orang lain. Jangan berkerumun dan pilih-pilih dalam berpergian," tegasnya.
Dalam kesempatan itu dia juga memastikan bahwa pemerintah terus melakukan langkah pengendalian dan pencegahan COVID-19 seperti mendorong vaksinasi, 5M dan melakukan pelacakan, pengujian dan perawatan (3T) yang semakin baik.
Dia juga mendorong agar masyarakat terus memanfaatkan aplikasi PeduliLindungi untuk membantu menilai status keamanan lingkungan.*
Baca juga: Reisa: Ada enam indikator yang dimonitor saat kendalikan COVID-19
Baca juga: Reisa: Pola makan gizi seimbang dapat bantu perangi Omicron
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021
