Kampala (ANTARA News) - Polisi Uganda memperingatkan penggemar sepak-bola Jumat mengenai kemungkinan serangan oleh gerilyawan Al-Shabaab Somalia ketika mereka menyaksikan final Liga Champions pada Sabtu.

Abbas Byakagaba, kepala satuan anti-terorisme kepolisian, mengatakan pada jumpa pers, gerilyawan itu mungkin juga melancarkan serangan pada hari libur 3 Juni, demikian Reuters melaporkan.

Al-Shabaab, yang mengobarkan perang gerilya terhadap pemerintah Somalia dukungan Barat, mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom di Kampala terhadap fans sepak-bola yang sedang menyaksikan siaran televisi final Piala Dunia tahun lalu yang menewaskan 79 orang.

Gerilyawan Somalia itu telah mengeluarkan peringatan-peringatan mengenai kemungkinan serangan di negara Afrika timur itu dalam upaya memaksanya menarik pasukan penjaga perdamaian di Somalia yang ditempatkan sebagai bagian dari misi Uni Afrika (AMISOM).

Byakagaba memperingatkan, pihaknya menerima informasi bahwa Al-Shabaab mungkin akan melancarkan serangan pada hari libur Kenaikan Isa Almasih pada 3 Juni dan pada saat penggemar menyaksikan siaran pertandingan final Liga Champions Eropa antara Manchester United dan Barcelona.

Ia menyatakan memperoleh informasi intelijen bahwa sejumlah gerilyawan Al-Shabaab telah memasuki Uganda dan berencana melancarkan serangan di daerah-daerah ramai dan pada even besar.

Al-Shabaab menyalahkan rakyat Uganda karena memilih kembali Presiden Yoweri Museveni, yang disalahkannya karena mengirim pasukan penyerbu ke Somalia.

AMISOM, yang terdiri dari pasukan Uganda dan Burundi, menyatakan menguasai lebih dari 60 persen wilayah Mogadishu.

Pasukan AMISOM yang mencakup 9.000 orang merupakan satu-satunya kekuatan yang mencegah kelompok gerilya Al-Shabaab menggulingkan pemerintah Somalia dukungan Barat yang mandatnya berakhir pada Agustus.

Juru bicara AMISOM Mayor Paddy Ankunda mengatakan, 3.000 prajurit tambahan akan segera ditempatkan di Somalia.

Al-Shabaab mengobarkan perang selama empat tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah sementara Somalia dukungan PBB yang hanya menguasai sejumlah wilayah di Mogadishu.

Nama Al-Shabaab mencuat setelah serangan mematikan di Kampala pada Juli 2010.

Para pejabat AS mengatakan, kelompok Al-Shabaab bisa menimbulkan ancaman global yang lebih luas.

Al-Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Kampala, ibukota Uganda, pada 11 Juli yang menewaskan 79 orang.

Pemboman itu merupakan serangan terburuk di Afrika timur sejak pemboman 1998 terhadap kedutaan besar AS di Nairobi dan Dar es Salaam yang diklaim oleh Al-Qaeda.

Serangan-serangan bom pada 11 Juli itu dilakukan di sebuah restoran dan sebuah tempat minum yang ramai di Kampala ketika orang sedang menyaksikan siaran final Piala Dunia di Afrika Selatan.

Pemimpin Al-Shabaab telah memperingatkan dalam pesan terekam pada Juli bahwa Uganda akan menghadapi pembalasan karena peranannya dalam membantu pemerintah sementara Somalia yang didukung Barat.

Uganda adalah negara pertama yang menempatkan pasukan di Somalia pada awal 2007 untuk misi Uni Afrika yang bertujuan melindungi pemerintah sementara dari Al-Shabaab dan sekutu mereka yang berhaluan keras di negara Tanduk Afrika tersebut.

Washington menyebut Al-Shabaab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden.

Milisi garis Al-Shabaab dan sekutunya berusaha menggulingkan pemerintah Presiden Sharif Ahmed ketika mereka meluncurkan ofensif mematikan pada Mei tahun lalu.

Mereka menghadapi perlawanan sengit dari kelompok milisi pro-pemerintah yang menentang pemberlakuan hukum Islam yang ketat di wilayah Somalia tengah dan selatan yang mereka kuasai.

Al-Shabaab dan kelompok gerilya garis keras lain ingin memberlakukan hukum sharia yang ketat di Somalia dan juga telah melakukan eksekusi-eksekusi, pelemparan batu dan amputasi di wilayah selatan dan tengah.(M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011