New York (ANTARA News) - Penelitian baru menemukan bahwa monosodium glutamate (MSG) atau vetsin penyedap rasa, dapat meningkatkan berat badan.

Para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang makan lebih banyak MSG lebih cenderung kelebihan berat badan atau gemuk. Dan, risiko yang meningkat tidak sesederhana karena orang menjejali dirinya dengan makanan yang mengandung banyak MSG. Kaitan antara asupan MSG tingkat tinggi dan kelebihan berat badan terjadi bahkan setelah memperkirakan total jumlah kalori yang dimakan orang.

Ka He, pakar nutrisi di University of North Carolina, Chapel Hill, yang memimpin penelitian, mengatakan bahwa risiko berat badan naik yang timbul karena MSG adalah sederhana, implikasi bagi kesehatan masyarakat besar.

"Semua orang memakannya," kata He kepada Reuters Health.

MSG merupakan salah satu penyedap rasa yang digunakan secara luas di seluruh dunia. Meskipun cenderung lebih populer di negara-negara Asia, orang Amerika mendapatkannya dari makanan olahan, mulai dari keripik hingga sop kalengan, bahkan bila itu tidak diberi label sebagaimana mestinya.

Orang Amerika biasanya mengonsumsi asupan MSG yang diperkirakan hanya kira-kira setengah gram, sedangkan perkiraan orang Jepang dan Korea mengonsumsi rata-rata asupan antara satu setengah gram dan 10 gram setiap hari.

MSG dianggap aman, tetapi beberapa orang mengeluh sakit kepala, mual dan reaksi buruk lainnya.

Beberapa penelitian sudah menyelidiki kaitan potensial antara MSG dan berat badan, dengan hasil yang bertentangan. Para ilmuwan sudah menduga bahwa orang-orang bisa makan lebih banyak makanan yang mengandung MSG karena rasanya lebih enak. Bukti lain menunjukkan bahwa MSG bisa mengganggu sistem sinyal dalam tubuh yang mengatur nafsu makan.

Dalam riset terakhir, He dan rekan-rekannya mengikuti lebih dari 10.000 orang dewasa di China selama kira-kira 5.5 tahun. Penelitian itu dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition.

Para peneliti mengukur asupan MSG secara langsung sebelum dan sesudah menimbang produk, seperti sebotol kecap, untuk melihat seberapa banyak orng makan. Mereka juga meminta orang-orang memperkirakan asupan mereka selama periode 24 jam.

Pria dan perempuan yang makan paling banyak MSG (rata-rata 5 gram sehari) kira-kira 30 persen lebih cenderung menjadi kelebihan berat badan saat akhir penelitian daripada mereka yang makan jumlah lebih sedikit ( kurang dari setengah gram sehari). Setelah tidka memasukkan orang yang kelebihan berat badan pada awal penelitian, risikonya meningkat 33 persen.

Obesitas tidak menjadi masalah besar di China seperti itu menjadi masalah di Amerika Serikat, yang bisa menunjukkan bahwa MSG bukan biang keladi utama dalam peningkatan berat badan. Tetapi, orang China cenderung aktif secara fisik, yang bisa membantu mengimbangi sifat-sifat yang menyebabkan berat badan naik dari penyedap rasa itu.

He mengatakan kenapa MSG dan berat badan naik bisa terkait masih belum jelas. Tetapi, itu mungkin berhubungan dengan hormon leptin, yang mengatur nafsu makan dan metabolisme. Tim He menemukan bahwa orang yang mengonsumsi lebih banyak MSG menghasilkan lebih banyak leptin.

"Konsumsi MSG bisa menyebabkan daya tahan leptin," kata He.

He mengatakan sehingga tubuh tidak bisa memproses energi yang diterima dari makanan dengan tepat. Dia menambahkan, bisa menjelaskan kenapa orang-orang yang makan lebih banyak MSG menambah berat badan tanpa memperhatikan seberapa banyak kalori yang mereka konsumsi.

Tetapi, Ivan E. de Araujo, seorang ahli neurobiologi yang mempelajari pengaruh MSG pada leptin, tidak diyakinkan oleh penemuan baru itu.

Araujo mengatkan leptin dilepaskan oleh sel-sel lemak, sehingga sebagaimana berat badan orang-orang naik mereka memiliki lebih banyak leptin di dalam darah mereka. Pengaruh MSG dalam tingkat leptin, kemudian, mungkin hanya cerminan dari massa tubuh yang meningkat.

Araujo menyebut bahwa temuan para peneliti bahwa paparan panjang pada MSG berjumlah besar bisa memicu daya tahan leptin dengan merusak area otak yang disebut hipothalamus, "agak spekulatif, memberi kekurangan yang ada saat ini dari bukti langsung bahwa" MSG dalam jumlah pola makan normal bisa menghasilkan cedera fisik pada bagian otak.

Araujo menambahkan, itu "agak menarik" bahwa kenaikan berat badan dalam jumlah sedang hanya tampak pada kelompok dengan asupan MSG sangat tinggi. Orang yang mengonsumsi MSG terbanyak juga mengonsumsi paling banyak garam dalam pola makan mereka, Araujo mencatat, yang bisa dengan sendirinya menyebabkan menahan air dan berat badan naik.

Untuk penelitian lajutan, He dan rekan-rekannya berharap melihat apakah orang-orang yang berhenti mengonsumsi MSP mengalami manfaat kesehatan apapun yang terkait dengan perubahan dalam pola makan.
(ENY)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011