Pertanian kepulauan merupakan sistem pertanian di wilayah gugus pulau berdasarkan kesesuaian ekologis dan sosio-ekonomik, berbasis kearifan lokal, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
Ambon (ANTARA) - Rektor Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon Prof Marthinus Johanes Saptenno mendorong Fakultas Pertanian (Faperta) untuk segera mengembangkan konsep pertanian kepulauan, guna menjawab tantangan pembangunan kemandirian pangan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan di Maluku.

"Konsep pertanian kepulauan harus segera dikembangkan oleh civitas akademika Faperta untuk membantu pemerintah dan masyarakat," katanya saat melantik Prof August E Pattiselano sebagai Dekan Faperta di Gedung Rektorat Unpatti di Ambon, Provinsi Maluku, Selasa.

Ia mengatakan Faperta Unpatti harus melangkah lebih maju dalam mendorong perubahan masyarakat di bidang pertanian, termasuk membantu mengembangkan teknologinya guna meningkatkan sumber daya pangan di Maluku melalui konsep pertanian kepulauan.

Pertanian kepulauan, kata dia, merupakan sistem pertanian di wilayah gugus pulau berdasarkan kesesuaian ekologis dan sosio-ekonomik, berbasis kearifan lokal, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan yang sejalan konsep pembangunan provinsi kepulauan.

Ia mengatakan sistem pertanian kepulauan telah didiskusikan oleh Faperta Unpatti sejak 10 tahun lalu, kemudian dibahas ulang dalam kerja sama penelitian dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku dan pemerintah setempat, setahun yang lalu.

"Ke depannya Faperta harus melangkah lebih maju untuk mendorong perubahan dan mengembangkan teknologi pertanian, sehingga dapat menunjukan potensi yang dimiliki, khususnya di bagian Indonesia timur," katanya.

Dikatakannya bahwapengembangan sistem pertanian kepulauan di masyarakat dapat diterapkan oleh Faperta melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang diharapkan mampu mengubah pola pikir masyarakat.

Selain itu, juga untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Unpatti yang tidak hanya cakap secara teori, tapi siap bekerja dan mampu mendorong perubahan untuk pembangunan pertanian di Maluku.

"Bagaimana mempersiapkan SDM pertanian yang mampu bekerja untuk kepentingan masyarakat haruslah menjadi fokus bersama. Faperta harus bekerja keras dan mengambil langkah untuk mensosialisasikan program-program studi kepada lulusan SMA/SMK dan sederajat," demikian Marthinus Johanes Saptenno.

Baca juga: FK Unpatti bangun sistem telemedisin dukung dokter di kepulauan

Baca juga: Pakar: masyarakat Pulau Buru jangan konsumsi kepala ikan beracun

Baca juga: Mondelez dan OFI bangun pertanian kakao paling berkelanjutan di Maluku

Baca juga: Produktivitas tinggi, Mentan sasar Pulau Buru jadi lumbung pangan

 

Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021