Beijing (ANTARA News) - Otoritas di China baratdaya memastikan kematian 21 pekerja akibat banjir di pertambangan batu bara, kata media pemerintah Senin, yang menyoroti risiko bahaya bekerja di sektor pertambangan negara itu.

Di kota Guiyang, ibu kota provinsi Guizhou province, 13 orang dipastikan tewas di pertambangan Fuhong, menyusul terjadinya banjir pada 29 Mei, surat kabar pemerintah China Daily melaporkan.

Hanya lima jenazah yang telah ditemukan, namun sejumlah ahli memastikan bahwa delapan petambang yang masih berada di dalam tidak memiliki peluang untuk selamat.

Investigasi awal mengungkapkan bahwa pertambangan itu tidak dibangun sesuai dengan rancangan yang disetujui -- penyebab yang mungkin dalam kecelakaan tersebut.

Kecelakaan kedua, yang terjadi di pertambangan ilegal pada 31 Mei di daerah perbatasan antara provinsi Guizhou dan provinsi Guangxi, menyebabkan delapan pekerja terjebak. Seluruh jenazah mereka telah ditemukan pada Sabtu, surat kabar itu melaporkan.

Polisi telah menahan empat pemilik tambang, kata surat kabar itu.

Tahun lalu, 2.433 orang meninggal dalam kecelakaan tambang batu bara di China, menurut statistik pemerintah, atau lebih dari enam pekerja per hari.

Namun, kelompok hak-hak buruh, mengatakan korban meninggal sesungguhnya kemungkinan lebih besar dibandingkan yang ditunjukkan pemerintah, sebagian karena kecelakaan yang tidak dilaporkan akibat pemilik pertambangan berupaya membatasi kerugian ekonomi mereka dan menghindari hukuman.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011