Sana`a (ANTARA News) - Pengawal Republik Yaman dan anggota suku yang bersenjata, Senin (13/6), menyepakati persetujuan gencatan senjata guna mengakhiri bentrokan dua-pekan di provinsi bergolak di Yaman selatan, Taiz, kata beberapa pejabat setempat.

Kesepakatan itu meliputi penarikan anggota suku yang bersenjata dari bangunan pemerintah dan pembongkaran pos pemeriksaan yang baru dibuat oleh personel Pengawal Republik, kata seorang pejabat keamanan yang tak ingin disebutkan jatidirinya kepada Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa.

Taiz, yang berada sekitar 200 kilometer di sebelah selatan ibu kota Yaman, Sana`a, telah menghadapi pertempuran di jalan antara pasukan pemerintah dan anggota suku yang bersenjata, yang mengaku mereka "melindungi pemrotes antipemerintah". Puluhan orang telah tewas dan banyak warga dipaksa menyelamatkan diri akibat pemboman dan penembakan yang berkecamuk selama satu pekan belakangan.

Namun pemrotes hampir setiap hari menyelenggarakan pertemuan terbuka guna menuntut pembentukan dewan pemerintah sementara untuk memerintah negeri tersebut, setelah Presiden Ali Abdullah, yang cedera, pergi untuk menjalani pengobatan di ibu kota Arab Saudi. Saleh menderita cedera dalam serangan pembunuhan di istananya di Sana`a.


10 Prajurit Disandera

Sementara itu sayap Al-Qaeda yang berpusat di Yaman menyatakan mereka menyandera 10 tentara pemerintah Senin larut malam, selama bentrokan di provinsi Abyan, Yaman selatan, kata seorang pejabat setempat.

Anggota Al-Qaeda, yang juga dikenal sebagai Mujahdedeen, mengumumkan melalui pengeras suara di kubu mereka di kota Jaar, Abyan,bahwa mereka menangkap 10 prajurit Senin malam dan menewaskan ratusan tentara selama pertempuran dalam beberapa hari belakangan, kata pejabat itu --yang tak ingin disebutkan jatidirinya.

Di dalam pernyataan mereka, gerilyawan menyatakan seorang petempur mereka tewas dalam baku-tembak Senin tersebut, kata pejabat itu.

Kelompok gerilyawan tampaknya telah memanfaatkan ketidakhadiran pasukan keamanan, yang sebelumnya telah menghadapi kerusuhan lima-bulan guna menuntut pengunduran diri Presiden Ali Abdullah Saleh.

Kelompok tersebut berusaha menyusup ke kota pelabuhan di Yaman selatan, Aden, tempat seorang pejabat keamanan mengatakan kepada Xinhua anggota Al-Qaeda mulai membunuhi perwira senior di sana --taktik serupa yang diluncurkan di Abyan beberapa bulan lalu.

Pertempuran yang berkecamuk terus memaksa sebanyak 30.000 warga meninggalkan rumah mereka ke kota pelabuhan Aden, demikian statistik awal yang dikeluarkan Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR).

Pasukan pemerintah telah melancarkan serangan gencar terhadap kelompok gerilyawan itu sejak dua pekan sebelumnya, setelah anggota Al-Qaeda merebut dua kota terbesar di Abyan --Jaar dan Zinjibar, sekitar 480 kilometer dari ibu kota Yaman, Sana`a. (C003/A011/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011