Atambua (ANTARA News) - Tim investigasi kasus penembakan tiga warga eks pengungsi Timor Timur (Timtim) di Sungai Malibaca (6/1) yang terdiri atas Polri dibantu TNI tiba di Atambua, ibukota Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan menurut rencana pada Kamis (19/1) tim ini bergabung dengan tim investigasi Timtim. Dari Atambua, Rabu dilaporkan, sekitar delapan anggota tim investigasi dari Polda NTT dan Korem 161/WS Kupang sudah tiba di Atambua dan mereka masih menunggu tim dari Markas Besar (Mabes) Polri dan TNI yang sudah tiba di Kupang dan kini sedang dalam perjalanan menuju Atambua. Anggota Tim investigasi yang sudah tiba langsung mengikuti pertemuan khusus di Markas Komando Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Mako Satgas Pamtas) NTT-Timtim. Tampak hadir Kapolres Belu AKBP Ekotrio Budhiniar dan Komandan Satgas Pamtas NTT-Timtim, Letkol.(Art) Ediwan Prabowo. Menurut Kasiter Mako Satgas Pamtas, Mayor (Art) Aziz, pada Rabu beberapa tim investigasi dari pihak Indonesia yang sudah tiba di Atambua melakukan pertemuan koordinasi. Sedangkan kegiatan investigasi baru dilaksanakan pada Kamis (19/1) di tempat kejadian perkara (TKP) di Sungai Malibaca yang memisahkan wilayah Kabupaten Belu dengan Distrik Bobonaro, Timtim. Informasi yang diperoleh menyebutkan, pada Kamis (19/1) tim ini berangkat ke TKP untuk bergabung dengan tim dari Timtim guna melakukan investigasi bersama. Polri berada di lini terdepan dalam tim investigasi, sedangkan TNI akan memberikan dukungan. Jumlah anggota tim dari Indonesia yang akan berangkat ke TKP diperkirakan berjumlah 20 orang. Sementara itu Ketua Front Persatuan Bangsa Indonesia (FPBI), Renny Djajusman, pada kesempatan jumpa pers di kediaman sesepuh masyarakat Belu Joao da Silva Tavares juga menginformasikan kedatangan tim investigasi ke Atambua. "Kami memberikan dukungan moril bagi pelaksanaan tugas investigasi yang dilakukan aparat keamanan RI dan Timtim. Kita berharap, tim ini benar-benar independen sehingga siapa pelaku dan otak serta motif pembunuhan tiga warga eks pengungsi itu dapat segera terungkap," katanya. Dia mengatakan, sesepuh masyarakat eks pengungsi Timtim berharap tim investigasi gabungan pihak keamanan RI dan Timtim dapat bekerja secara optimal sehingga masyarakat segera mendapatkan hasilnya. Hasil investigasi bersama tersebut, katanya, agar diumumkan secara terbuka kepada masyarakat. Tiga warga eks pengungsi Timtim yang ditembak penjaga perbatasan Timtim (BPU-PNTL) pada 6 Januari lalu adalah Jose Mausorte, Candido Mariano dan Stanis Maubere. Jenazah Jose Mausorte diminta keluarganya untuk dimakamkan di Dusun Cailaco, Distrik Bobonaro, Timtim, sedangkan dua jenazah lainnya dimakamkan di Kabupaten Belu, NTT.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006