Jakarta (ANTARA) - Balapan sepeda motor di jalan raya Ibu Kota umumnya mengambil waktu pada dinihari hingga Subuh sebelum sang pebalap melakukan pekerjaan hariannya.

Penampilan sepeda motor yang dimiliki dan "tangan-tangan kreatif" saat siang hari menjadikan keinginan pebalap jalanan untuk sesekali menguji coba sepeda motor mereka untuk berlomba.

Ada banyak faktor yang mendorong kegiatan ini terus berkembang hingga saat ini. Beberapa di antaranya adalah uang taruhan, gengsi atau nama besar bengkel, hobi, memacu adrenalin dan kesenangan.

Sepeda motor yang digunakan pastinya sudah dimodifikasi sehingga tidak tampak seperti motor yang biasanya. Bahkan sebagian besar rangka motor bisa tidak sesuai standar keamanan. Ban kecil, stang motor yang kaku, tempat duduk single dan lain-lain.

Di bagian suku cadang (onderdil) motor pun pemasangan seadanya saja. Motor ini memang tidak dilihat dari segi penampilannya, namun dinilai dari kemampuannya berpacu dalam arena balap.

Ajang balap jalanan punya dua konsep, yakni "Drag Race" dan "Road Race". "Road Race" seperti balapan pada umumnya, yang memiliki trek lurus dan berliku.

Konsep ini memiliki jalur demikian, membuat pembalap harus mengatur kecepatan dan pengereman untuk melaju paling cepat di setiap putaran (lap).

Sedangkan "Drag Race" atau yang biasa juga disebut "trek-trekan" adalah adu balap memacu motor melewati lintasan lurus hingga 500 meter.

Pemenangnya adalah yang memiliki catatan waktu paling singkat melewati garis finis. Perkembangan "Drag Race" di Indonesia tidak secepat lomba motor lainnya seperti "road race" dan "motorcross".

Hanya beberapa daerah di Pulau Jawa yang kerap mengadakan perlombaan seperti ini. Jarangnya pihak yang mengadakan "Drag Race" secara resmi membuat sebagian pebalapnya turun ke jalan dengan mengadakan balapan liar.

Baca juga: Polda Metro-IMI selenggarakan balap jalanan di Ancol
Warga berjalan di lokasi yang akan dijadikan Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Rabu (22/12/2021). JIEC akan memiliki panjang lintasan 2,4 kilometer, lebar 12 meter, 18 tikungan, dengan arah lintasan searah jarum jam, dan memiliki panjang 600 meter untuk trek lurus serta ditargetkan pembangunannya selesai pada April 2022. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww

Balap liar
Polda Metro Jaya berencana mengatur skema balapan guna mencegah pebalap melakukan aksi balap liar lagi.

Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Fadil Imran mengatakan, pihaknya akan memfasilitasi ajang balap rutin setiap 2-3 bulan sekali. Dengan ajang ini diharapkan tidak ada lagi aksi balap liar di Ibu Kota.

Menurut Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Sambodo Purnomo Yogo, pihaknya akan meminimalisasi adanya taruhan dalam ajang balapan yang diinisiasi Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran itu, dengan menyiapkan hadiah dari sponsor. Selain itu, model perlombaan adalah "Drag Race".

Lokasinya adalah trek lurus sepanjang 800 meter di Jalan Inspeksi Kali Ancol. Lintasan lurus sepanjang 500 meter untuk balapan dan 300 meter untuk jarak pengereman.

Kegiatan tersebut diharapkan dapat melahirkan para pebalap profesional yang mampu bersaing dalam acara berskala nasional maupun internasional, bahkan sekelas MotoGP.

Pendaftaran balapan yang digelar pada 15 Januari mendatang di kawasan Ancol, Jakarta Utara, pun dibuka dengan kuota hingga 350 pebalap. Pebalap yang ingin berpartisipasi bisa mendaftar melalui laman loket.com.

Ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon pebalap dan bisa dilihat lengkapnya di link pendaftaran daring di loket.com. Salah satunya pebalap di bawah usia 17 tahun harus mendapat izin orang tua.

Rencananya balapan akan dibagi ke dalam tujuh kelas, mulai dari vespa, motor bebek dua tak hingga empat tak.

Meski demikian, pihaknya masih berkomunikasi dengan komunitas balap liar untuk menentukan kelas yang akan digelar nantinya.

"Macam-macam (kelas). Ada sport dua tak, motor bebek dua tak, bebek empat tak, kelas vespa. Itu opini dari komunitas," kata Sambodo.

Pihaknya masih merapikan lintasan dengan total sepanjang 800 meter di kawasan Ancol yang akan digunakan sebagai sirkuit balapan. Selain itu, pihaknya juga tengah mengatur lokasi untuk para penonton yang menyaksikan balapan tersebut.

Baca juga: Jalan Inspeksi Kali Ancol lima hari lagi jadi trek balap jalanan
Petugas berada lokasi yang akan dibangun Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Rabu (22/12/2021). JIEC akan memiliki panjang lintasan 2,4 kilometer, lebar 12 meter, 18 tikungan, dengan arah lintasan searah jarum jam, dan memiliki panjang 600 meter untuk trek lurus serta ditargetkan pembangunannya selesai pada April 2022. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.

Uji coba
Uji coba calon lokasi balap jalanan yang akan difasilitasi Polda Metro Jaya di Jalan Inspeksi Kali Ancol, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, sudah mulai belum lama ini.

Dalam uji coba kali itu, hadir Kepala Satuan Lalu Lintas Wilayah Jakarta Utara Komisaris Polisi I Gusti Sunawa, perwakilan Ikatan Motor Indonesia (IMI) Rifat Sungkar hingga pebalap liar yang menguji langsung aspal di jalanan tersebut.

Jalan Inspeksi Kali Ancol memiliki panjang 1,1 kilometer, namun trek balap yang diuji coba memanjang di antara Gerbang Barat dan Gerbang Timur Taman Impian Jaya Ancol.

Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Jakarta Utara menutup setiap ujung jalan untuk mengantisipasi warga melintas selama uji coba berlangsung.

Setelah kondisi jalan aman, pebalap liar yang sudah membawa motor "drag" atau "drag bike"-nya segera bersiap.

Pebalap itu bernama Angga Abdillah. Dia tampak mengenakan helm "full face" dengan atasan jaket dan bawahan celana panjang berbahan jins, juga sepatu.

Ia kemudian bergegas menaiki tunggangannya, satu unit sepeda motor berwarna hitam dengan kapasitas mesin 150 cc yang sudah dimodifikasi mesin maupun bentuk rangka.

Angga memacu motornya ke titik start di depan pos pemadam kebakaran dekat Gerbang Timur Ancol.

Ia dikawal dua motor lainnya yang merupakan perwakilan dari IMI dan juga pihak Kepolisian.
Kemudian, tanpa aba-aba tertentu, Angga langsung tancap gas melaju.

Bisingnya raungan mesin melengkapi begitu cepatnya motor Angga melaju di lintasan sepanjang 800 meter itu.

Dalam hitungan detik, dengan kecepatan di atas 100 kilometer (km) per jam, Angga sudah berhasil mencapai garis final dekat Gerbang Barat Ancol.

Selepas uji coba, pembalap yang biasa mengaspal di sekitar Kemayoran hingga Gunung Sahari, Jakarta Pusat, itu diajak berdiskusi dengan pihak Kepolisian dan perwakilan IMI.

Baca juga: Dirlantas Polda Metro Jaya survei lokasi ajang balap jalanan di Ancol
Lintasan atau sirkuit balap Formula E yang berada di Ancol, Jakarta Utara, dan bernama Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC). (ANTARA/Abdu Faisal)
Bergelombang
Ia menilai, kondisi calon lokasi balap jalanan
(street race) itu masih harus diperbaiki lantaran bergelombang. Kondisi jalan yang bergelombang akan sangat berdampak terhadap motor dengan ban kecil.

"Kalau ban kecil lumayan sih, 'bumpy' 
(bergelombang) berasa kalau buat ban kecil. Kalau buat ban gede enggak ada masalah," kata Angga.

Jika tidak segera diperbaiki, titik-titik bergelombang di jalan tersebut akan sangat membahayakan para pembalap nantinya.

"Kalau ban kecil berisiko, motornya rawan terpental. Suspensinya kan beda antara motor tinggi dengan motor kayak ini," kata dia.

Wakil Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Rifat Sungkar mengatakan, secara lokasi dan panjang lintasan, Jalan Inspeksi Kali Ancol cocok dijadikan lokasi perhelatan "street race" oleh Polda Metro Jaya.

Namun, Rifat ingin menggarisbawahi bahwa balapan ini mengedepankan keselamatan.

"Prinsipnya ini keselamatan bukan siapa yang menang. Hari ini Pak Dirlantas datang ke sini juga untuk melihat seperti apa, jika ada yang dibutuhkan perbaikan-perbaikan kita akan lakukan," ujar Rifat.

Karena itu, kondisi jalan yang belum benar-benar aman masih harus dibenahi oleh instansi terkait.

Kerusakan-kerusakan kecil hingga besar mesti segera diperbaiki menjelang balapan resmi yang segera berlangsung Januari ini.

"Sebenarnya jalannya cukup, tapi karena sudah berapa lama nggak dipakai jadi ada gelombang, 'bumpy-bumpy' yang perlu ditutup," kata Rifat.

Itu sebabnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 
dilibatkan untuk menilai kemungkinan lokasi kegiatan ini masuk pemeliharaan supaya jalanannya mulus sesuai harapan semua pihak yang terlihat di ajang tersebut.
Baca juga: Kapolda Metro: balapan jalanan tidak ganggu kepentingan umum

Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022