Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan RI menjadikan Puskesmas Kramat Jati, Jakarta Timur, sebagai percontohan pelaksanaan vaksinasi booster atau dosis penguat antibodi di fasilitas pelayanan kesehatan.

"Saya kira Puskesmas Kramat Jati ini bisa jadi contoh yang bagus di faskes lainnya," kata Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu saat meninjau agenda kick off vaksinasi booster di Puskesmas Kramat Jati, Rabu.

Kegiatan di lokasi itu dimulai pukul 08.00 WIB di tempat pelayanan vaksinasi yang berada satu atap dengan area tunggu. Pelaksanaan vaksinasi digelar di tempat terbuka menggunakan atap terpal.

Baca juga: Puskesmas di Jakarta mulai buka vaksinasi booster

Pelaksanaan vaksinasi booster dilakukan beriringan dengan vaksinasi primer dosis pertama dan kedua. Petugas vaksinator pun disiagakan di area penyuntikan vaksin, masing-masing dua petugas di setiap meja.

"Yang menarik ini, vaksin dosis pertama dan kedua tetap jalan, tapi dia membagi meja khusus, vaksinatornya pun dibagi. Saya kira ini contoh agar vaksin tertukar itu bisa dimitigasi di sini," ujarnya.

Maxi mengatakan peserta yang hadir dan didominasi lansia serta masyarakat sekitar itu cukup antusias. "Melihat pesertanya yang eligible, yang syaratnya sudah enam bulan jarak vaksinnya dosis kesatu dan kedua ke booster ini," katanya.
​​​​
Petugas di meja skirining dan registrasi melakukan pengecekan administrasi serta memastikan peserta memenuhi persyaratan, di antaranya kelompok lansia, masyarakat dengan gangguan fungsi imun atau imunokompromais, berusia di atas 18 tahun dan Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan.

"Target kita kan semua di atas 18 tahun dan dapat vaksin primer itu semua akan dapat, tapi prioritas awal lansia," katanya.

Meskipun agenda kick off dilaksanakan dalam waktu yang relatif mendadak, kata Maxi, pelaksanaan kegiatan berjalan lancar. "Saya melihat dari simulasi kami kemarin, ini tahapannya sudah diikuti," katanya.

Kombinasi vaksin booster sesuai panduan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), di antaranya bagi penerima vaksin primer dosis lengkap Sinovac diberikan booster Pfizer atau AstraZeneca masing-masing setengah dosis. Bagi penerima vaksin primer dosis lengkap Astrazeneca diberikan vaksin booster Moderna setengah dosis.

Baca juga: Kick Off vaksinasi booster di DIY dahulukan lansia hingga guru

Baca juga: DKI siapkan seluruh Puskesmas layani vaksinasi ketiga


"Vaksin primer kita tahun lalu awalnya baru vaksin Sinovac. Vaksin primer Sinovac regimen boosternya itu kami sudah bicara dengan ITAGI dan ada hasil risetnya, termasuk ada izin penggunaan darurat (EUA), Sinovac dibooster dengan Pfizer maupun AstraZeneca 'half doses'. Kalau ada AstraZeneca juga bisa dengan AstraZeneca atau Moderna," katanya.

Maxi menjamin ketersediaan vaksin COVID-19 di Tanah Air saat ini masih memadai. "Kalau ketersediaan vaksin kita memadai sekali, saat ini kita ada 130 juta dosis di Bio Farma," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022