Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang menyiapkan 1.000 dosis vaksin penguat bagi masyarakat untuk mencegah penularan COVID-19 yang kembali muncul setelah berakhirnya pandemi Corona.

"Dinkes sudah berkomunikasi dengan (Dinkes) provinsi akan diberikan 1.000 dosis pada Selasa (12/12) besok," kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu di Semarang, Senin.

Ita, sapaan akrab Hevearita itu, menjelaskan penyediaan logistik vaksin COVID-19 itu langkah penanggulangan COVID-19, seiring ditemukan kembali kasus Corona di Kota Semarang.

Ia juga mendorong masyarakat yang belum melakukan vaksinasi penguat COVID-19 agar segera menghubungi pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) terdekat agar bisa mendapatkan vaksin tersebut.

"Masyarakat tidak perlu panik. Bagi yang bepergian, protokol kesehatan dijalankan, makan makanan bergizi cukup. Bagi yang belum 'booster' (penguat), hubungi puskesmas terdekat, Selasa (12/12) kami sediakan," katanya.

Kepala Dinkes Kota Semarang dokter Abdul Hakam menyebutkan 1.000 vaksin penguat untuk pencegahan penularan COVID-19 yang akan disiapkan adalah Inavac.

"Sebetulnya hampir sama dengan Sinovac. Kalau efeknya (setelah vaksin) masing-masing orang berbeda. Ada yang habis disuntik demam, ada yang habis suntik enggak merasa apa-apa," katanya.

Oleh karena itu, ia mengatakan kondisi tubuh harus dipastikan fit untuk persiapan sebelum melakukan vaksin, sedangkan jika mengalami gangguan kesehatan, seperti flu, harus ditunda.

Baca juga: Kemenkes buka layanan vaksinasi COVID-19 di jalur mudik Natal

Dari 1.000 dosis vaksin COVID-19 itu, kata dia, nantinya akan dibagi kepada 37 puskesmas yang tersebar di berbagai wilayah sehingga memang belum bisa mencakup semua masyarakat.

"Sementara ini, 1.000 (dosis) kami bagi di 37 puskesmas. Mudah-mudahan dengan adanya 1.000 dosis ini bisa membantu percepatan. Kami akan minta temen-temen di provinsi atau pusat," katanya.

Hakam menjelaskan vaksinasi penguat membantu, seperti contoh pada tiga kasus terbaru COVID-19 yang ditemukan di Kota Semarang yang kondisinya ringan dan hanya perlu menjalani isolasi mandiri.

"Pastinya berbeda ya. Kalau sudah disuntik, ada vaksin, ketika ada virus masuk tubuh mereka sudah kenal. Keluhan gejalanya lebih ringan. Seperti ketiga pasien kondisinya ringan, tidak perlu harus ke rumah sakit," katanya.

Sebelumnya, Pemkot Semarang menyebutkan temuan tiga kasus baru COVID-19 di wilayah tersebut setelah sekian lama sejak pandemi berakhir.

Kasus pertama, perempuan berusia 36 tahun, warga Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri, namun ada kontak dengan rekannya yang memiliki riwayat pengobatan di Singapura.

Kasus kedua, perempuan berusia 52 tahun, warga Mijen yang bekerja di salah satu universitas swasta di Kota Semarang, dan memiliki riwayat perjalanan ke Singapura pada 29 November-3 Desember 2023.

Kasus ketiga, perempuan berusia 43 tahun, warga Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, yang merupakan teman perjalanan di Singapura pada pasien kasus kedua.

Baca juga: DKI gencarkan pakai masker dan mengikuti vaksin untuk cegah COVID-19
Baca juga: Gubernur Jabar minta warga vaksin ulang seiring peningkatan COVID-19
Baca juga: Bali ajukan 5.000 vaksin COVID-19 sikapi lonjakan kasus di Singapura

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023