varian Omicron menyerang sel pada saluran pernapasan atas
Jakarta (ANTARA) -
Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman menyampaikan bahwa varian Omicron lebih menular dibandingkan Delta karena mampu menghindari respon kekebalan tubuh.
"Omicron lebih menular daripada Delta karena kemampuannya dalam menghindari eliminasi antibodi, namun tingkat keparahan infeksi lebih rendah," ujar Plt Kepala Peneliti PRBM Eijkman Wien Kusharyoto dalam acara "Talk to Scientist" yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Berdasarkan studi, ia mengatakan, terjadi penurunan risiko terhadap hospitalisasi oleh varian Omicron dibandingkan Delta di tingkat populasi sebesar 40-45 persen.
Kemudian, 74 persen penurunan perawatan di instalasi gawat darurat (IGD) dibandingkan Delta, dan 70 persen penurunan lama perawatan di IGD bagi yang terinfeksi oleh Omicron dibandingkan Delta.
Wien menambahkan, karakteristik varian Omicron yang mampu menghindari kekebalan tubuh maka diperlukan vaksinasi dosis penguat atau booster.
"Efektivitas vaksin memang jauh lebih rendah oleh varian Omicron, namun dapat dilakukan booster agar perlindungannya menjadi lebih tinggi," katanya.
Kendati demikian, ia mengingatkan, seiring berjalannya waktu vaksinasi booster pun juga akan berkurang efektivitasnya.
"Jadi ini setelah kira-kira 2,5 bulan setelah pemberian booster juga turun. Namun penurunan kemungkinan besar lebih landai dibandingkan dengan penurunan perlindungan setelah vaksinasi tahap kedua," paparnya.
Ia menambahkan, varian Omicron dapat menambah infeksi lebih parah terhadap seseorang dan hospitalisasi bagi mereka yang belum divaksinasi.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budhi Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Komentar