Kolombo (ANTARA News) - Seorang menteri Inggris yang mengunjungi Sri Lanka mengulangi seruan agar pemerintah Kolombo menyelidiki tuduhan kejahatan perang selama konflik separatis dengan pemberontak Macan Tamil.

Komisi Tinggi Inggris mengatakan, Menteri Pertahanan Liam Fox mendesak Sri Lanka, negara bekas jajahan Inggris, menyelidiki tuduhan-tuduhan mengenai pemboman terhadap warga sipil dan pembunuhan, lapor AFP.

"Tuduhan-tuduhan mengenai pelanggaran hak asasi manusia dan hukum kemanusiaan oleh kedua pihak pada akhir konflik (harus) ditangani secara serius," kata Fox, Sabtu.

Fox, yang berada di Kolombo untuk memberikan ceramah mengenang Menteri Luar Negeri Sri Lanka Lakshman Kadirgamar yang dibunuh, mengatakan, tuduhan-tuduhan itu harus diselidiki sepenuhnya dan setiap individu yang bertanggung jawab ditindak.

Kadirgamar, seorang teman pribadi Fox, dibunuh oleh tersangka pemberontak Macan Tamil pada 2005.

Fox mengatakan, Sri Lanka perlu melakukan rekonsiliasi nasional untuk bangkit setelah konflik etnik puluhan tahun.

"Perdamaian nyata memerlukan... kebebasan dari ketakutan, kebebasan berpendapat yang mencakup kebebasan pers dan media penyiaran, serta kebebasan berbeda pendapat dalam kerangka hukum," katanya.

Inggris dan AS memelopori seruan-seruan internasional bagi pertanggungjawaban dan kebebasan media di Sri Lanka, dimana selusin wartawan dan pekerja media tewas dalam satu dasawarsa terakhir.

Pernyataan Fox itu disampaikan sehari setelah polisi menangkap seorang warga Inggris keturunan Sri Lanka atas tuduhan memberikan video kepada televisi Saluran 4 Inggris mengenai film dokumenter berjudul "Ladang Pembunuhan Sri Lanka", yang ditayangkan bulan lalu dan menimbulkan kontroversi.

Sri Lanka menuduh Saluran 4 Inggris dan negara-negara Barat memelopori upaya mendiskreditkan catatan HAM-nya dengan membuat laporan-laporan mengenai kejahatan perang dan kejahatan atas kemanusiaan.

Dalam pernyataan email kepada BBC, juru bicara Saluran 4 Marion Bentley menekankan bahwa seluruh tayangan dalam film dokumenter yang berjudul "Ladang Pembunuhan Sri Lanka" itu terbukti otentik dan telah diperiksa oleh para ahli.

Tekanan meningkat terhadap Kolombo sejak Saluran 4 Inggris menyiarkan film dokumenter yang menunjukkan eksekusi tahanan dan mayat gerilyawati Tamil yang tampaknya dilecehkan secara seksual.

Laporan PBB belum lama ini menuduh pasukan pemerintah melakukan kejahatan perang, dengan mengeksekusi para pemimpin pemberontak yang menyerah.

Menurut perkiraan PBB, sedikitnya 7.000 warga sipil tewas dalam ofensif final pasukan Sri Lanka terhadap Macan Tamil yang dikalahkan dua tahun lalu.

Sri Lanka membantah segala tuduhan kejahatan perang dan menolak seruan-seruan bagi penyelidikan internasional.

Pemerintah Sri Lanka pada 18 Mei 2009 mengumumkan berakhirnya konflik puluhan tahun dengan Macan Tamil setelah pasukan menumpas sisa-sisa kekuatan pemberontak tersebut dan membunuh pemimpin mereka, Velupillai Prabhakaran.

Pernyataan Kolombo itu menandai berakhirnya salah satu konflik etnik paling lama dan brutal di Asia yang menewaskan puluhan ribu orang dalam berbagai pertempuran, serangan bunuh diri, pemboman dan pembunuhan.

Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE) juga telah mengakui bahwa Velupillai Prabhakaran tewas dalam serangan pasukan pemerintah Sri Lanka.

Juga dinyatakan tewas dalam operasi final militer adalah dua deputi Prabhakaran -- pemimpin Macan Laut Kolonel Soosai dan kepala intelijen LTTE Pottu Amman.

Tokoh penting lain Macan Tamil yang juga tewas adalah putra Prabhakaran dan calon penggantinya, Charles Anthony (24), pemimpin sayap politik B. Nadesan dan pemimpin Sekretariat Perdamaian LTTE yang sudah tidak berfungsi lagi, S. Pulideevan.

Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapakse telah beberapa kali mendesak pemberontak Macan Tamil menyerah untuk menghindari pembasmian total.

Rajapakse, yang juga panglima tertinggi angkatan bersenjata, juga menolak seruan-seruan bagi gencatan senjata dan menekankan bahwa Macan Tamil harus meletakkan senjata dan mengizinkan warga sipil keluar dari daerah-daerah yang masih mereka kuasai.

Pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak LTTE meningkat sejak pemerintah secara resmi menarik diri dari gencatan senjata enam tahun pada Januari 2008.

Pembuktian independen mengenai klaim-klaim jumlah korban mustahil dilakukan karena pemerintah Kolombo melarang wartawan pergi ke zona-zona pertempuran.

PBB memperkirakan, lebih dari 100.000 orang tewas dalam konflik separatis Tamil setelah pemberontak Macan Tamil muncul pada 1972.

Sekitar 15.000 pemberontak Tamil memerangi pemerintah Sri Lanka dalam konflik etnik itu dalam upaya mendirikan sebuah negara Tamil merdeka.

Masyarakat Tamil mencapai sekitar 18 persen dari penduduk Sri Lanka yang berjumlah 19,2 juta orang dan mereka terpusat di provinsi-provinsi utara dan timur yang dikuasai pemberontak. Mayoritas penduduk Sri Lanka adalah warga Sinhala. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011