Ketika dibelah, tiba-tiba mortir itu meledak.
Medan (ANTARA News) - Sebuah mortir meledak di sebuah gudang barang bekas di Kelurahan Binjai Serbangan Kecamatan Air Joman di Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara, dan mengakibatkan lima warga yang bekerja di tempat itu luka-luka.

Menurut Kasubbid Pengolahan Informasi dan Data Bidang Humas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan, di Medan, Rabu, berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Kapolres Asahan AKBP Marzuki, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.00WIB.

Ia mengatakan, dari pemeriksaan yang didapatkan, diketahui jika pekerja gudang itu mendapatkan dua buah mortir yang diperkirakan peninggalan Belanda.

Kemudian, mortir tersebut dibelah dengan menggunakan las karbit di gudang barang bekas UD Resky milik warga bernama Paino.

Namun, mortir tersebut meledak secara tibai-tiba meledak dan menimbulkan asap hitam serta memunculkan percikan yang mengenai para pekerja.

Akibat ledakan itu, dinding dan atap gudang atap tersebut jebol serta melukai lima warga yang merupakan pemilik dan pekerja gudang itu.

Kelima korban itu adalah pemilik gudang Paino (30), warga Kelurahan Binjai Serbangan, Air Joman yang mengalami luka cukup parah pada bagian muka dan kepala. Kemudian, Ansari Siagian (27) dan Fahri (20) warga Jalan Balam Kelurahan Gambir Baru, Kisaran, Syaruli (35) warga Desa Sei Kamah Kecamatan Sei Dadap, serta Marsudi (34) warga Desa Peranggan Kecamatan Air Joman.

"Keempat korban dirawat di RSU Kisaran, sedangkan Paino dirujuk ke RS di Medan," katanya.

Menurut dia, pihak kepolisian telah mengamankan bekas mortir yang meledak itu dan satu mortir lain yang masih utuh karena belum sempat dibelah.

Mortir tersebut telah diamankan setelah diperiksa terlebih dulu oleh tim penjinak bahan peledak Satuan Brimob Polda Sumut yang turun ke lokasi.

Dari keterangan salah seorang pekerja yang tidak terkena ledakan Sarjono, mortir itu dibawa ke gudang tersebut pada Selasa (12/7) malam sekitar pukul 19.00 WIB oleh seorang warga bernama Ansari.

"Ketika dibelah, tiba-tiba mortir itu meledak," katanya.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011