Jakarta (ANTARA) - Penari barongsai Kamboja Gnuon Virak membentuk lingkaran dengan teman-temannya sebelum bersorak dan mulai berlatih untuk penampilan tahun baru Imlek.

Gnuon sejak kecil suka menari dan dia tumbuh besar dekat kuil bergaya China di Phnom Penh. Tujuh tahun lalu, dia meminta guru mengajarinya menari dan bergabung dengan kelompok Bodhi Tree Troupe. Dia kemudian jadi ketua tim di sana.

"Kami harus berlatih menari tiap hari," katanya di sela latihan. "Ini butuh fokus dan motivasi."

Baca juga: Menengok tradisi Tahun Baru Imlek di negara-negara Asia

Baca juga: Semarak Tahun Macan Air terasa di pusat perbelanjaan


Dikutip dari Reuters, karyawan perusahaan transportasi biasa menambah penghasilan rutin sekitar 300 dolar per bulan lewat pertunjukan barongsai, dengan pemasukan sekitar 20 dolar untuk tampil di acara lokal. Tapi kesempatan itu menghilang saat pandemi, di mana jumlah pertunjukan menurun dari lima menjadi satu kali per bulan.

Asosiasi Tionghoa Kamboja memperkirakan ada delapan kelompok barongsai di Phnom Penh, tapi Gnuon khawatir jumlah itu berkurang.

"Saya ingin generasi muda meneruskan tradisi ini dan membuatnya makin terkenal kelak," katanya.

Gnuon berharap dapat memperkenalkan beberapa gaya baru untuk menarik perhatian terhadap kelompok barongsai, seperti menambah jumlah penari di tiang yang ditinggikan, atau menggunakan tiang yang lebih besar.

“Semua teknik yang ada akan kami pertahankan dan kami akan ciptakan beberapa gaya baru agar tariannya semakin terkenal, atau agar bisa bersaing dengan kelompok-kelompok lain,” ujarnya.

Baca juga: Kelompok Barongsai di Denpasar mulai terima pesanan pentas saat Imlek

Baca juga: Vihara Amurva Bhumi Jaksel tiadakan atraksi Barongsai saat Imlek 2022

Baca juga: Barongsai bawah air hibur pengunjung Sea World Ancol

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022