Riwayatnya kemungkinan ketemu dengan orang dari luar wilayah Kulon Progo. Kondisi saat ini, yang bersangkutan masih dirawat
Kulon Progo (ANTARA) - Satuan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, membenarkan ada satu pasien berstatus probable Omicron.

"Kasus ini sudah keluar hasil tes SGTF-nya dan dinyatakan positif. Namun kita masih menunggu kepastian dari tes whole genome sequence  atau WGS, yang belum keluar hasilnya sampai hari ini," ungkap Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati di Kulon Progo, Senin.

Baca juga: Satgas COVID-19 Kulon Progo sebut ada Klaster Pernikahan Karangsari

Ia mengatakan kasus probable Omicron ini adalah seorang lelaki dewasa yang merupakan warga Kecamatan Lendah. Kasus tersebut sekarang masih dalam perawatan di salah satu rumah sakit di wilayah Bantul dan dirawat sejak 3 hari lalu.

"Riwayatnya kemungkinan ketemu dengan orang dari luar wilayah Kulon Progo. Kondisi saat ini, yang bersangkutan masih dirawat," katanya.

Baca juga: Satgas COVID-19 Kulon Progo minta desa menyiagakan tempat karantina

Baning mengatakan atas temuan ini, pihaknya akan mengirimkan seluruh sampel kasus positif aktif di Kulon Progo, yang saat ini berjumlah 27 kasus untuk dilakukan tes SGTF.

SGTF atau S-gene Target Failure merupakan metode untuk mengidentifikasi suspek atau kasus probable varian Omicron.

"Mulai minggu ini, semua kasus positif akan dites Omicron. Kami akan krim sampel ke laboratorium untuk SGTF labnya ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta," katanya.

Baca juga: Ada kenaikan, kasus aktif COVID-19 di Kulonprogo-DIY tambah jadi 26

Dengan adanya kasus probable Omicron pertama di Kulon Progo ini, Baning mengimbau masyarakat untuk waspada dan mengetatkan penerapan protokol kesehatan. Hal ini diperlukan karena varian Omicron memiliki daya penularan lebih tinggi dibandingkan varian lain.

"Kami sampaikan bahwa COVID-19 masih ada, apalagi kalau betul itu Omicron di mana daya tularnya lima kali lebih cepat meskipun angka hospitalisasi atau rumah sakit rendah tapi itu menular lebih cepat. Protokol kesehatan tidak bisa ditawar," katanya.

Baca juga: Besok, Pemkab Kulon Progo mulai vaksinasi COVID-19 booster

Pewarta: Sutarmi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022