Sikap optimistis Pemerintah Kabupaten Dompu bahwa sektor pertambangan seolah-olah menjadi solusi terakhir untuk memulihkan kondisi perekonomian dan pembangunan di daerah ini, telah menimbulkan sikap memaksakan kehendak.
Mataram (ANTARA News) - Puluhan orang mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Antitambang, di Mataram, Selasa, berunjuk rasa menolak kehadiran PT Sumbawa Timur Mining yang mengeksplorasi tambang di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat.

Para mahasiswa asal Kabupaten Dompu yang dipimpin koordinator aksi Rafiuddin itu berunjuk rasa di perempatan Jalan Udayana depan Kantor Bank Indonesia, lokasi strategis yang selalu dijadikan pusat aksi unjuk rasa di Kota Mataram.

Mereka menyampaikan orasi secara bergantian yang intinya menolak kehadiran sejumlah perusahaan tambang di Kabupaten Dompu, karena menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.

Para mahasiswa tersebut menilai sikap optimistis Pemerintah Kabupaten Dompu bahwa sektor pertambangan seolah-olah menjadi solusi terakhir untuk memulihkan kondisi perekonomian dan pembangunan di daerah ini, telah menimbulkan sikap memaksakan kehendak.

"Sebagian masyarakat di Kabupaten Dompu terus mendapat tekanan, bahkan diintimidasi, ini adalah salah satu upaya untuk membungkam perjuangan rakyat dalam menyikapi kehadiran beberapa perusahaan tambang," kata Rafiuddin.

Pemkab Dompu dinilai tidak transparan terkait beberapa informasi yang seharusnya layak diketahui masyarakat, antara lain tentang dasar-dasar dan penentuan kebijakan sehubungan dengan hadirnya sejumlah perusahaan tambang di daerah itu.

Menurut para mahasiswa, Pemprov NTB yang memiliki kewenangan untuk mengeluarkan izin usaha pertambangan (IUP) seakan-akan menutup mata dan telinga terhadap aspirasi masyarakat Dompu dan konflik yang muncul sebagai dampak kebijakan tersebut.

Para mahasiswa menuntut segera dihentikan segala aktivitas penambangan yang kini sedang dilakukan PT Sumbawa Timur Mining karena lebih banyak mudarat dibandingkan manfaatnya.

Menurut dia, mahasiswa menuntut segera dibatalkan kontrak karya dan IUP yang dikantongi PT Sumbawa Timur Mining, karena tambang bukan solusi untuk kemakmuran dan pertumbuhan perekonomian rakyat Dompu.

"Kami mendesak Bupati Dompu meninjau kembali keputusannya untuk memberikan izin produksi atau ekploitasi terhadap perusahaan tambang pasir besi PT Bintang Timur Mining yang berlokasi di Kecamatan Pekat," katanya.

Para mahasiswa juga menuntut Pemkab Dompu memberikan kebebasan berpendapat kepada masyarakat tanpa ada tekanan dan intimidasi.

(M025)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011